PRIORITAS, 19/9/24 (Jakarta): Angka kemiskinan ekstrem di Indonesia telah mengalami penurunan signifikan dalam sepuluh tahun terakhir, di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
“Dari angka empat persen, kemiskinan ekstrem turun menjadi 0,8 persen pada tahun 2023,” demikian Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, seperti dilansir media.
Perubahan struktur kelas menengah
Dalam sebuah pernyataan di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada hari Selasa (17/9/24), Muhadjir Effendy menyampaikan, selain penurunan kemiskinan ekstrem, terdapat perubahan dalam struktur kelas menengah.
Ia menyebutkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah kelas menengah berkurang. Hal ini diduga bukan karena peningkatan status ekonomi, melainkan karena pergeseran ke kategori ‘aspiring middle class’ atau calon kelas menengah.
Walaupun tantangan pemulihan ekonomi masih ada, Menko PMK menegaskan, penanganan kemiskinan secara keseluruhan telah menunjukkan hasil yang positif. Angka kemiskinan total telah turun dari 9,8 persen menjadi 9,03 persen.
Strategi atasi kemiskinan ekstrem tepat
Disebutnya lagi, strategi pemerintah dalam mengatasi kemiskinan ekstrem terbukti efektif, meskipun upaya masih diperlukan untuk mengembalikan kelas menengah ke tingkat sebelumnya.
Dikutip Antara, Muhadjir Effendy juga menyatakan keyakinannya, dengan kebijakan tepat dan intervensi yang efektif, Indonesia bisa mencapai kemajuan lebih lanjut dalam penanganan kemiskinan.
Namun, menurut Muhadjir Effendy, angka pasti penurunan kemiskinan ekstrem masih menunggu hasil survei yang akan dilakukan pada September 2024, dan mungkin menunjukkan angka yang lebih rendah dari 0,8 persen. (P-gio/jr) — foto ilustrasi istimewa