PRIORITAS, 16/6/25 (Jakarta): Upaya pengentasan atau eliminasi malaria di tanah Papua menjadi prioritas Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingat tingginya jumlah kasus penyakit yang disebabkan oleh parasit protozoa plasmodium itu.
“Yang memang harus kita lakukan adalah percepatan penurunan kasus di Papua. Lebih dari sembilan puluh persen kasus itu ada di Papua,” jelas Direktur Penyakit Menular Kemenkes, Ina Agustina Isturini dalam temu media di Jakarta baru-baru ini.
Dikatakan Ina sebanyak 93 persen atau 508.120 kasus malaria di tanah air berasal dari Papua, yang meliputi Provinsi Papua, Papua Tengah, Papua Selatan, dan Papua Pegunungan.
Kemenkes lantas menjalankan sejumlah upaya untuk mengeliminasi kasus malaria di Papua, di antaranya, mengintegrasikan skrining malaria ke dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG).
“Jadi ini salah satu pintu masuk (Cek Kesehatan Gratis). Kami melakukan screening lebih banyak lagi,” katanya.
Selanjutnya Kemenkes memperbanyak jumlah kader yang bertugas melakukan tes malaria dan memberikan obat kepada pasien secara langsung. Selain itu, Kemenkes juga mengupayakan perbaikan lingkungan dan pengendalian vektor melalui kolaborasi dengan pihak swasta.
Sementara perbaikan lingkungan ditujukan untuk mengubah atau memperbaiki kondisi lingkungan agar tidak mendukung perkembangbiakan nyamuk vektor malaria, yakni nyamuk Anopheles betina sekaligus mengurangi kontak antara manusia dan nyamuk.
Terkait dengan vektor, penanganan malaria yang merujuk pada upaya pengendalian dan pemutusan siklus hidup nyamuk pembawa parasit malaria, yaitu nyamuk Anopheles betina. (P-*r/Armin M)