PRIORITAS, 1/5/25 (Tel Aviv): Pemerintah Israel menduga kebakaran hutan di sekitar kota Yerusalem sengaja dilakukan orang-orang Pelestina yang bersimpati kepada militan Hamas.
Hal itu terungkap setelah polisi Israel berhasil menangkap seorang pria di Yerusalem Timur dengan korek api, kapas, dan bahan yang mudah terbakar, ketika ia kedapatan hendak membakar semak kering di sekitar hutan.
“Seorang penduduk berusia 50 tahun di lingkungan Umm Tuba, Yerusalem Timur, ditangkap atas dugaan percobaan pembakaran hutan di Yerusalem selatan”, kata polisi Israel, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Times of Israel, hari Kamis (1/5/25).
Menurut juru bicara polisi setempat, penangkapan itu dilakukan setelah petugas menerima informasi dari warga, ada seseorang mencoba menyalakan api di dekat semak belukar hutan dekat kota Yerusalem.
Ketika mengetahui kedatangan polisi, tersangka berusaha melarikan diri. Tetapi ia berhasil ditangkap setelah pengejaran singkat.
“Kami menemukan korek api, kapas, dan bahan mudah terbakar lainnya pada tubuhnya. Tersangka ditahan untuk diinterogasi di kantor polisi Oz di Yerusalem Timur”, kata polisi.
Ada seruan pembakaran
Penangkapan tersebut bertepatan dengan seruan yang dilontarkan warga Palestina di media sosial, untuk melakukan serangan pembakaran terhadap hutan pemukiman Israel selama Hari Kemerdekaan negara tersebut.
Sejumlah pesan di saluran media Palestina, Shehab, yang berafiliasi dengan militan Hamas, mengatakan: “Ada seruan populer untuk membakar hutan di dekat pemukiman.”
Militan Hamas menganggap semua komunitas Yahudi di Israel dan Tepi Barat, baik di dalam maupun di luar Garis Hijau, sebagai pemukiman.
Pesan hasutan lain juga beredar di X (Twitter) melalui beberapa akun menyatakan: “Peran Anda adalah membakar kebun, kendaraan, dan segala sesuatu di sekitar pemukiman.”
Badan keamanan dalam negeri Shin Bet, yang biasanya bertugas dalam upaya antiterorisme, mengatakan mereka juga mengambil bagian dalam penyelidikan kebakaran tersebut.
Badan tersebut membantu polisi menemukan tersangka lain, yang mungkin telah memicu kebakaran.
Pihak berwenang Israel masih menyelidiki apakah kebakaran besar di sebelah barat Yerusalem, yang memicu pengungsian dan keadaan darurat, dimulai dengan sengaja atau tidak.
Tutup Tepi Barat
Menanggapi hasutan pembakaran di media sosial, seorang anggota parlemen sayap kanan dari partai Zionisme Religius, Zvi Sukkot, mengirim surat kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan memintanya untuk memerintahkan pemberlakuan jam malam dan penguncian di desa-desa Palestina di Tepi Barat.
“Berdasarkan pengalaman masa lalu, ada kekhawatiran nyata bahwa warga Palestina akan mencoba menyalakan lebih banyak api di Yudea dan Samaria serta di seluruh Israel… Untuk mencegah kejadian seperti itu, jam malam harus segera diberlakukan di Yudea dan Samaria, dan blokade harus diberlakukan di desa-desa Palestina,” tulis Sukkot, menggunakan nama Tepi Barat dalam Alkitab.
Seruan serupa dikeluarkan oleh pemimpin pemukim Yossi Dagan, kepala Dewan Regional Samaria, dan anggota MK Likud Dan Illouz.
Gelombang panas
Bulan April dan Mei tahun ini, bertepatan dengan gelombang panas disertai angin kencang melanda wilayah Israel. Sehingga percikan api dapat dengan cepat membakar belukar maupun pohon di hutan yang mulai mengering.
Israel mengalami musim panas yang panjang, panas, dan kering, dengan kondisi yang memungkinkan terjadinya kebakaran hutan. Kebakaran besar terjadi pada tahun 1989, 1995, 2010, 2015, 2019, 2021, dan 2023.
Kebakaran hutan besar mulai terjadi hari Rabu (30/4/25) di Hutan Eshtaol di pinggiran Yerusalem, yang memaksa evakuasi beberapa komunitas dan penutupan jalan, serta banyak acara perayaan dibatalkan.
Pemerintah Israel sempat mengeluarkan status ‘Darurat Nasional’ dalam merespons insiden kebakaran hutan di pinggiran Yerusalem itu.
Komunitas Neve Shalom, Beko’a, Ta’oz, dan Nachshon dievakuasi bersama dengan tugu peringatan militer di Latrun, sehingga mengganggu upacara peringatan di lokasi tersebut. Biara di dekatnya juga dievakuasi.
Rute 1, jalan raya utama antara Yerusalem dan Tel Aviv, ditutup, dan polisi mengimbau warga untuk menghindari daerah tersebut.
Rute 3 di dekatnya juga ditutup, begitu pula rute 65, 70, dan 85. Lalu lintas kereta api antara Yerusalem dan Tel Aviv juga dibatalkan.
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Israel melaporkan kebakaran berkobar di sedikitnya lima tempat di perbukitan Yerusalem.
Mulai kembali ke rumah
Sejauh ini belum ada laporan mengenai korban jiwa atau luka. Hanya sejumlah penduduk mengalami sesak napas dan mendapat perawatan di rumah sakit terdekat.
Kobaran api mulai padam setelah 63 tim pemadam kebakaran dan 11 helikopter dan pesawat water boom berjuang selama dua hari berturut-turut. Dalam memadamkan kobaran api tersebut, Israel juga meminta bantuan Ukraina, Spanyol, Prancis, Rumania, Kroasia, dan Italia.
Menurut pemerintah Israel, penduduk yang dievakuasi, sekarang dapat kembali ke kota Sha’ar Hagai, Mesilat Zion, Beit Meir, Shoresh, Neve Ilan, Yad Hashmona dan Nataf, barat laut Yerusalem.
Warga Mevo Horon, pemukiman Tepi Barat dekat Modiin, juga diizinkan pulang hari Kamis pagi setelah pemeriksaan polisi. Warga di Eshtaol dan Mishmar Ayalon juga sudah kembali ke kota-kota tersebut.
Meskipun suhu pada pagi hari menurun dan ada kemungkinan gerimis, para pejabat memperingatkan untuk tetap waspada karena kebakaran dapat terjadi lagi pada sore hari, jika angin bertiup kencang.(P-Jeffry W)