29 C
Jakarta
Thursday, July 10, 2025

    Kanada tangkap sejumlah tentara yang bentuk milisi teroris

    Terkait

    PRIORITAS, 10/7/25 (Quebec): Royal Canadian Mounted Police (RCMP) atau Angkatan Kepolisian Kerajaan Kanada, menangkap dan memenjarakan sejumlah tentara, yang diduga berencana membentuk milisi untuk melakukan tindakan terorisme.

    RCMP menyatakan penggeledahan yang dilakukan tempat para terdakwa di wilayah Kota Quebec,  berhasil menemukan 16 alat peledak, 83 senjata api dan aksesorinya, sekitar 11.000 butir amunisi berbagai kaliber, hampir 130 magasin, empat pasang kacamata penglihatan malam, dan peralatan militer.

    Keempat orang yang kini ditahan di penjara, termasuk dua anggota aktif Angkatan Bersenjata Kanada (CAF).

    “Mereka menghadapi tuduhan menjadi bagian dari rencana ekstremis, yang diduga melibatkan pembentukan milisi antipemerintah dengan memiliki sejumlah besar senjata”, kata RCMP, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari CBC News, hari Kamis (10/7/25).

    Kelompok tersebut juga terlibat dalam dugaan rencana kekerasan bermotif ideologis, yang bermaksud untuk secara paksa mengambil alih tanah di wilayah Kota Quebec.

    Mereka adalah Marc-Aurèle Chabot (24 tahun) dari Kota Quebec, Simon Angers-Audet (24 tahun) dari Neuville, Que, dan Raphaël Lagacé (25 tahun) juga dari Kota Quebec.

    Kegiatan teroris

    Mereka telah didakwa dengan pelanggaran berat memfasilitasi kegiatan teroris. Mereka juga menghadapi dakwaan kepemilikan senjata.

    “Ketiga terdakwa berencana membentuk milisi anti-pemerintah. Untuk mencapai tujuan ini, mereka mengikuti pelatihan militer, serta latihan menembak, penyergapan, bertahan hidup, dan navigasi,” kata RCMP.

    Individu keempat, Matthew Forbes (33 tahun) dari Pont-Rouge, Que., menghadapi dakwaan termasuk kepemilikan senjata api, alat terlarang dan bahan peledak, serta kepemilikan barang-barang yang diawasi.

    Ia juga menghadapi dakwaan terkait Undang-Undang Bahan Peledak dan Undang-Undang Produksi Pertahanan, yang mengatur akses ke perlengkapan militer.

    Para pria tersebut hadir di pengadilan secara virtual hari Selasa dan masih ditahan. Sidang berikutnya dijadwalkan pada 14 Juli 2025 mendatang.

    Pangkat kopral

    Kantor Provost Marshal Angkatan Bersenjata Kanada, mengatakan Forbes dan Chabot adalah anggota yang masih bertugas — keduanya berpangkat kopral yang bertugas di CFB Valcartier.

    Salahsatu dari empat terdakwa itu, merupakan mantan anggota angkatan bersenjata, dan yang lainnya adalah mantan instruktur sipil di Royal Canadian Air Cadets.

    Chabot diketahui pernah bertugas musim panas lalu di Vandoos, yang dikenal sebagai Resimen ke-22 Kerajaan.

    Rekan kerjanya mengungkapkan kekhawatirannya tentang komentar Chabot tentang pemerintah federal dan Perdana Menteri Justin Trudeau saat itu.

    Ia menggambarkan komentar tersebut sebagai “hampir pengkhianatan.”

    Salahsatu terdakwa, Raphaël Lagacé, memiliki akun Facebook yang dipenuhi foto-foto dirinya mengenakan perlengkapan militer.

    Ia berpose dengan senjata api laras panjang dan mengunggah postingan yang menentang RUU C-21, undang-undang pengendalian senjata api yang diusulkan Partai Liberal.

    Foto-foto itu juga menunjukkan ia pernah menjadi anggota program kadet.

    Diselidiki sejak 2023

    Juru bicara RCMP mengatakan penyelidikan terhadap mereka sebenarnya sudah dimulai sejak musim semi 2023 lalu. Aktivitas para terdakwa diduga dimulai pada 2021.

    Kepolisian nasional Kanada juga menuduh salahsatu terdakwa menjalankan akun Instagram yang bertujuan merekrut anggota ekstrimis baru.

    Penggeledahan di wilayah Kota Quebec, pada Januari 2024 telah menemukan jumlah besar persenjataan dan amunisi.

    Polisi mengatakan sebagian senjata api tersebut dilarang dan persediaannya termasuk “peralatan militer sitaan.”

    “Ekstremisme kekerasan tetap menjadi perhatian serius dalam masyarakat Kanada dan internasional,” demikian pernyataan dari kantor provost marshal.

    Disebutkan, anggota CAF dilarang berpartisipasi dalam kegiatan, atau menjadi anggota kelompok atau organisasi, yang berkaitan dengan kegiatan kriminal.

    Termasuk kelompok pendukung kebencian, dan/atau mempromosikan kebencian, kekerasan, diskriminasi, atau pelecehan.

    Terbesar di Kanada

    Presiden Insight Threat Intelligence dan mantan analis di Badan Intelijen Keamanan Kanada (CSIS), Jessica Davis,  mengatakan penyitaan tersebut merupakan terbesar, dalam insiden terorisme mana pun dalam sejarah Kanada.

    “Jumlah senjata, amunisi, dan alat peledak rakitan menunjukkan mereka sedang mempersiapkan sesuatu yang cukup signifikan,” jelasnya.

    Dia menilai, para terdakwa mencoba merekrut lebih banyak orang, sehingga mereka membutuhkan senjata dan amunisi sebanyak itu. “Atau mereka sedang mempersiapkan semacam pengepungan,” katanya memberi peringatan.

    Ia juga mengatakan ini adalah pertama kalinya dalam ingatannya, anggota pasukan aktif terlibat dengan tuduhan terorisme.

    Prajurit ekstrimis meningkat

    Angkatan Bersenjata Kanada berada di bawah tekanan untuk menangani prajurit, yang tertarik pada pandangan kebencian dan ekstremisme.

    Laporan tahun 2022 dari panel penasihat militer tentang rasisme dan diskriminasi sistemik, menemukan jumlah prajurit yang tergabung dalam kelompok ekstremis meningkat.

    Direktur Pusat Kebencian, Bias, dan Ekstremisme, Barbara Perry, telah meneliti kebangkitan ekstremisme dalam Angkatan Bersenjata Kanada.

    Meskipun motivasi keempat pria itu masih belum jelas, Perry mengatakan para peneliti semakin khawatir tentang apa yang disebutnya “trinitas jahat” di kalangan sayap kanan.

    “Anda semakin terobsesi dengan senjata dan senapan. Disertai upaya nyata untuk merekrut orang-orang yang berpengalaman militer. Dan Anda menambahkan ideologi-ideologi kebencian, sentimen anti-imigran atau Islamofobia atau anti-negaraisme. Itu kombinasi yang sangat berbahaya”, jelasnya.

    Pada tahun 2021, seorang hakim AS menjatuhkan hukuman sembilan tahun penjara kepada mantan tentara cadangan Manitoba, Kanada,  Patrik Mathews.

    Ia dituduh terkait dengan apa yang digambarkan FBI sebagai rencana neo-Nazi, untuk memicu perang ras di Amerika Serikat.

    Pada tahun yang sama, mantan prajurit cadangan Angkatan Bersenjata Kanada, Corey Hurren, mengaku bersalah setelah menyerbu gerbang Rideau Hall dengan senjata api berisi peluru, dalam upaya menangkap PM Kanada Justin Trudeau.(P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini