PRIORITAS, 29/1/25 (Naypyidaw): Pasukan junta militer dukungan pemerintah Myanmar yang merupakan anggota perhimpunan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN), kembali beraksi. Melalui serangan bom udara yang dilakukan pasukan junta di Myanmar tengah, setidaknya 22 orang dinyatakan tewas, sebagian besar adalah anggota pemberontak, lainnya warga sipil, termasuk anak-anak dan tenaga kesehatan.
Media setempat, Myanmar Now, melaporkan, serangan yang dilakukan pada akhir pekan lalu itu, serangan bom itu dilakukan pasukan junta di Myanmar bagian tengah. Pasukan junta melancarkan serangan udara yang menargetkan sebuah sekolah dan gedung rumah sakit di wilayah yang dikuasai pemberontak, di Desa Singut, Kotapraja Myingyan, wilayah bagian Mandalay.
Serangan pasukan junta tersebut terpantau dari Islamabad, Pakistan, pada Senin (27/1/25), tapi baru disiarkan media luar, termasuk Antara, yang baru memuatnya pada Rabu (29/1/25) dan dikutip Beritaprioritas.com.
Dilakukan saat gencatan senjata
Diketahui, serangan tersebut dilakukan di tengah gencatan senjata antara rezim junta Myanmar dan kelompok pemberontak. Pekan lalu, Kementerian Luar Negeri China mengumumkan, rezim junta dan kelompok pemberontak telah menandatangani kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku pada 18 Januari 2025.
Gencatan senjata itu ditandatangani junta dan Myanmar National Democratic Alliance Army dalam perundingan perdamaian putaran ketujuh di Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan, China selatan.
Menurut laporan Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (Assistance Association for Political Prisoners), sedikitnya 6.106 warga sipil telah tewas akibat tindakan aparat keamanan sejak kudeta militer Myanmar pada Februari 2021, yang dilakukan oleh Tatmadaw. Namun, angka ini belum mencakup korban dari pertempuran yang masih berlangsung. (P-ht)