PRIORITAS, 1/1/25 (Solo): Sekretaris Jenderal (Sekjen) Relawan Projo, Handoko, menanggapi serius laporan Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP). Organisasi yang berpusat di Amsterdam, Belanda, itu memasukkan nama Joko Widodo sebagai salah satu pemimpin terkorup di dunia.
Menurut Handoko, laporan tersebut merupakan upaya framing (pembingkaian) jahat terhadap Jokowi dan Indonesia. Dikatakannya, laporan seperti ini tidak hanya merugikan nama baik Jokowi, tetapi juga mencederai martabat bangsa.
Ia menegaskan, “Jangan buat framing jahat tanpa dasar. Penilaian seperti ini hanya mencerminkan bias dan tidak menghormati pendapat rakyat Indonesia yang jelas-jelas masih percaya pada Pak Jokowi.” Menurutnya, penilaian OCCRP keliru dan tidak mencerminkan realitas yang dirasakan rakyat Indonesia.
“Itu penilaian yang keliru. Yang mengetahui dan merasakan langsung adalah rakyat Indonesia. Tolok ukurnya jelas: hasil pembangunan, penegakan hukum, budaya politik baru, serta harapan masyarakat,” kata Handoko di Jakarta, Rabu (1/1/25), dilansir dari Kompas.com.
Ia menambahkan, hingga akhir masa jabatannya, Jokowi tetap mendapatkan tingkat penerimaan masyarakat yang tinggi. Dirinya mengeklaim angka kepercayaan publik terhadap pemerintahan Jokowi mencapai 80 persen lebih. “Masa’ pendapat rakyat Indonesia bisa diabaikan begitu saja?” ujarnya.
Handoko juga menyoroti bahwa semasa kepemimpinan Jokowi, berbagai kasus korupsi diusut, termasuk yang melibatkan pejabat tinggi, bahkan menteri dari partai pendukung pemerintah seperti PDI Perjuangan (PDIP). “Banyak menteri yang ditangkap saat Jokowi menjadi presiden. Itu menunjukkan komitmen Pak Jokowi terhadap penegakan hukum,” ujarnya.
Handoko pun mempersilakan pihak-pihak yang memiliki data dan fakta untuk membawa dugaan korupsi ke ranah hukum. “Silakan saja proses hukum jika memang ada data dan fakta. Jangan cuma sekadar omong-omong tanpa bukti,” ujarnya.
Jokowi rileks
Sebelumnya diberitakan, menanggapi namanya masuk dalam daftar orang terkorup di dunia, Jokowi pun langsung merespon. Dia bertanya-tanya apa yang dikorupsinya selama menjabat dan meminta pihak yang menuduh korup untuk membuktikan.
Diselingi tawa khasnya, Jokowi minta kalau memang dirinya disebut begitu, silakan dibuktikan. “Yang dikorupsi apa. Ya dibuktikan, apa,” kata Jokowi rileks saat ditemui di rumahnya di Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah, Selasa (31/2/2024).
Presiden ke-7 RI itu mengungkapkan banyak sekali framing (pembingkaian) yang merugikan dirinya tanpa bukti yang jelas. “Ya apa? Apalagi sekarang kan banyak sekali fitnah, banyak sekali framing jahat. Banyak sekali tuduhan-tuduhan tanpa ada bukti. Itu yang terjadi sekarang kan,” papar Jokowi.
“Ditanyakan aja (sambil terkekeh), memang (tuduhan) bisa memakai kendaraan apa pula, bisa pakai NGO (organisasi non-pemerintah), bisa pakai partai, bisa pakai ormas untuk menuduh, membuat framing jahat, membuat tuduhan-tuduhan jahat seperti itu,” tutur Jokowi.