PRIORITAS, 16/7/25 (Damaskus): Militer Israel menggempur gerbang markas tentara Suriah di Damaskus setelah pasukan bergerak ke Suweida untuk meredam bentrokan antara petempur Druze dan kelompok bersenjata Bedouin.
Serangan dilancarkan secara terarah menggunakan drone dan jet tempur. Israel menilai kehadiran militer Suriah di wilayah selatan membahayakan keselamatan komunitas Druze yang menjadi korban konflik sejak 13 Juli 2025.
Militer Israel menyebut serangan ini sebagai upaya menekan pemerintah Damaskus agar menarik pasukannya dari Suweida.
“Beberapa saat yang lalu, (militer Israel) menyerang gerbang masuk ke markas militer rezim Suriah di wilayah Damaskus di Suriah,” ujar pernyataan militer Israel, Rabu (16/7/25).
Israel terus memantau kondisi warga Druze yang terdampak konflik. Komando IDF menyatakan pasukannya bersiaga penuh di wilayah selatan Suriah.
“IDF (Angkatan Bersenjata Israel) terus memantau perkembangan dan aktivitas terhadap warga sipil Druze di Suriah bagian selatan dan, sesuai dengan arahan eselon politik, menyerang wilayah tersebut dan bersiap menghadapi berbagai skenario,” lanjut pernyataan IDF, seperti dilansir Beritaprioritas dari AFP.
Tuntut mundur pasukan Suriah
Israel juga menegaskan akan meningkatkan eskalasi jika pasukan Suriah tetap bertahan di Suweida. Militer Israel mulai mengerahkan lebih banyak unit ke perbatasan dan menargetkan konvoi serta tank yang bergerak menuju selatan.
“Sesuai dengan penilaian situasi, (militer Israel) memutuskan untuk memperkuat pasukannya di wilayah perbatasan Suriah,” tulis pernyataan militer Israel.
Sementara itu, televisi pemerintah Suriah melaporkan dua warga sipil terluka akibat serangan udara di pusat Damaskus. Pemerintah tak memerinci lokasi pasti insiden tersebut.
Konflik bermula dari bentrokan bersenjata antara Druze dan Bedouin sejak Minggu (13/7/25). Jumlah korban tewas meningkat cepat, mendorong pasukan pemerintah dikerahkan sejak Senin (14/7/25). Namun, alih-alih meredakan, kehadiran militer justru memperburuk situasi.
Pasukan keamanan Suriah terlibat bentrok dengan milisi Druze setelah gagal menjembatani gencatan senjata. Israel menuding keterlibatan aktif pemerintah Suriah sebagai ancaman terhadap komunitas minoritas Druze. (P-Khalied Malvino)