26.7 C
Jakarta
Sunday, February 23, 2025

    Israel merasa ditipu Hamas karena terima jenazah sandera tidak sesuai perjanjian gencatan senjata

    Terkait

    PRIORITAS, 22/2/25 (Tel Aviv) : Pemerintah Israel menilai militan Hamas sengaja menipu mereka dalam pertukaran sandera. Satu di antara empat jenazah yang dikirim Hamas,  setelah melalui indentifikasi DNA ternyata palsu, bukan jasad sandera warga Israel. Selain itu, terdapat bukti forensik tiga sandera lainnya sengaja dibunuh secara brutal. Akibatnya Israel langsung mengancam akan melanjutkan perang habis-habisan di jalur Gaza, tempat bercokolnya militan Hamas dan kelompok radikal lainnya.

    “Hamas akan menanggung akibatnya karena tidak memulangkan jenazah sandera Shiri Babas, sesuai perjanjian dengan Israel. Kami bertekad untuk membawa pulang Shiri bersama semua sandera kami – baik yang hidup maupun yang mati – dan memastikan Hamas bertanggung jawab penuh atas pelanggaran perjanjian yang kejam dan jahat ini,” tegas Netanyahu marah, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari VOA Indonesia, Sabtu (22/2/25).

    Melanggar perjanjian gencatan senjata

    Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menuduh Hamas melanggar perjanjian gencatan senjata. “Ini adalah pelanggaran yang sangat serius oleh organisasi teroris Hamas, yang menurut perjanjian tersebut berkewajiban untuk memulangkan empat sandera yang telah meninggal. Kami siap melanjutkan perang habis-habisan untuk memulangkan semua warga Israel yang ditawan”, tegas pihak militer Israel.

    Dalam perjanjian gencatan senjata tahap pertama, Israel dan Hamas bersedia menghentikan perang serta setuju melakukan pertukaran sandera. Hamas, Kamis (20/2/25),  mengirim empat jenazah sandera Israel yang tewas selama mereka tawan. Sedangkan Israel memulangkan ratusan tahanan Palestina.

    Hamas menyebut empat jenazah sandera Israel itu, ialah Shiri Bibas (33 tahun) bersama dua anaknya, Ariel (4 tahun) serta Kfir (9 bulan). Termasuk Oded Lifshitz, pria 83 tahun. Mereka diculik saat Hamas, Jihad Islam dan tiga kelompok militan lainnya menyerbu Kibbutz Nir Oz, daerah pinggiran Israel Selatan 7 Oktober 2023 lalu. Kfir Bibas ialah tawanan termuda yang ditawan ketika itu.

    Tes DNA

    Pemerintah Israel melalui IDF membawa jasad keempat sandera tersebut untuk tes DNA di Pusat Kedokteran Forensik Nasional di Tel Aviv. Namun hasil pemeriksaan mencengangkan. Ternyata satu dari tiga jasad adalah palsu. Hanya jasad sandera Oded Lifshitz serta balita Ariel dan Kfir Bibas berhasil teridentifikasi cocok dalam tes DNA itu.

    Militer mengatakan satu jenazah perempuan yang dikirim oleh Hamas, bukanlah Shiri Silberman Bibas. “Spesialis di Institut Forensik Abu Kabir tidak dapat mengidentifikasi mayat Shiri”, ungkap Pasukan Pertahanan Israel mengumumkan, Jumat pagi.

    Selain itu, militer mengemukakan, tim forensik juga menemukan jejak-jejak penyiksaan di jasad para sandera. Mereka diduga kuat tewas disiksa selama ditawan. Bukan akibat serangan udara Israel seperti dikemukakan Hamas.

    Spontan pemerintah dan militer Israel bereaksi dan mengecam keras tindakan pelanggaran Hamas tersebut. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberi ultimatum akan melanjutkan perang untuk membinasakan Hamas dan kelompoknya.

    “Mereka tidak hanya menculik sang ayah, Yarden Bibas, sang ibu muda, Shiri, dan dua bayi mereka yang masih kecil dengan cara yang sangat sinis, tetapi mereka juga gagal mengembalikan Shiri kepada anak-anaknya yang masih kecil, para malaikat kecil, dan malah menempatkan jenazah seorang perempuan Gaza di dalam peti mati,” ujar Netanyahu.

    Picu kemarahan masyarakat Israel

    Tindakan ceroboh kelompok Hamas ini, juga memicu kemarahan masyarakat Israel yang masih dalam masa berkabung saat menerima kepulangan empat jenazah tersebut. Keluarga sandera menuntut pembebasan semua tawanan, baik hidup maupun mati, yang masih ditahan oleh kelompok teror di Gaza. para pemimpin bersumpah untuk menghancurkan Hamas.

    Hal ini membuat masa depan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera fase selanjutnya menjadi tidak pasti. Namun pihak Hamas mengatakan pada Jumat (21/2) jenazah Shiri Bibas tampaknya telah tercampur dengan jenazah manusia lainnya dari puing-puing, setelah serangan udara Israel menghantam tempat ia ditawan.

    Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan pada X , hati seluruh bangsa hancur berantakan. “Atas nama Negara Israel, saya menundukkan kepala dan meminta maaf. Maaf karena tidak melindungi Anda pada hari yang mengerikan itu. Maaf karena tidak membawa Anda pulang dengan selamat,” ujarnya lirih.

    PBB mengutuk

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga mengutuk Hamas karena sebelum menyerahkan keempat peti mati tersebut ke Komite Palang Merah Internasional, mereka memajangnya di panggung di lokasi serah terima bersama bendera dan spanduk propaganda perang. Salahsatu spanduk menggambarkan Netanyahu sebagai vampir penjahat perang yang menyebabkan para sandera tewas. Berdasarkan hukum internasional, setiap penyerahan jenazah orang yang meninggal, harus mematuhi larangan perlakuan yang kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan martabat.

    Israel memerangi Jalur Gaza, setelah Hamas dan kelompok lainnya lebih dulu menyerang serta menculik 250 warganya di selatan negara itu, 7 Oktober 2023 lalu. Serangan Israel menewaskan lebih dari 48.200 warga Palestina. Militer Israel mengatakan jumlah korban tewas termasuk 17.000 militan Hamas, Jihad Islam dan kelompok lainnya. Serangan itu menghancurkan wilayah Gaza dan menyebabkan sekitar 1,2 juta penduduknya mengungsi. (P-Jeffry W)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini