spot_img
32.3 C
Jakarta
Sunday, June 8, 2025
spot_img

    Israel masih beri kesempatan pada militan Hamas

    Terkait

    PRIORITAS, 18/4/25 (Jalur Gaza): Pasukan Pertahanan Israel (IDF) masih memberikan kesempatan kepada militan Hamas dengan meningkatkan tekanan, agar kelompok teror itu menyetujui kesepakatan pembebasan semua sandera baik yang masih hidup maupun mati.

    “Kami masih belum akan melancarkan serangan besar-besaran, untuk menghancurkan militan Hamas. Penundaan ini bertujuan membujuk militan Hamas agar mau membuat kesepakatan:”, kata pejabat militer Israel, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Times of Israel, hari Jumat (18/4/25).

    Pihak militer Israel menilai serangan besar, yang ditujukan untuk mengalahkan militan Hamas di medan perang, kemungkinan akan menyebabkan perundingan gencatan senjata dan pembebasan sandera gagal total.

    Serangan semacam itu juga akan membahayakan 59 sandera yang masih ditawan Hamas, 24 di antaranya diyakini masih hidup.

    Pasukan Pertahanan Israel pada tanggal 18 Maret lalu kembali melanjutkan serangannya terhadap militan Hamas, dengan gelombang serangan udara yang mengejutkan, mengakhiri gencatan senjata tahap pertama selama dua bulan. Upaya untuk memulihkan gencatan senjata terbaru sejauh ini masih gagal.

    IDF tidak menetapkan batas waktu kapan serangan besar akan dimulai, dan mengatakan hal itu akan diputuskan oleh pimpinan politik.

    Tiga divisi

    Menteri Pertahanan Israel Katz telah berulang kali mengancam akan melancarkan serangan besar-besaran terhadap militan Hamas, jika para sandera tidak segera dibebaskan.

    Selain itu, IDF mengatakan rencananya, termasuk yang menyangkut pemanggilan prajurit cadangan, belum disesuaikan karena gelombang adanya gelombang protes, yang menyerukan pembebasan para sandera, bahkan dengan mengorbankan diakhirinya perang.

    Militer Israel mengatakan operasi saat ini terhadap militan Hamas, dimaksudkan hanya untuk melanjutkan tekanan terhadap kelompok teror itu, sekaligus mempersiapkan medan untuk potensi serangan besar.

    Operasi saat ini dilaksanakan oleh tiga divisi, secara perlahan, baik untuk memastikan keselamatan pasukan,  maupun menjamin pembicaraan penyanderaan dapat dilanjutkan.

    Militer Israel memperkirakan selama operasi terus berlangsung, dan lebih banyak wilayah berhasil direbut, pasukannya akan menghadapi lebih banyak “gesekan” dengan militan Hamas, yang saat ini terus dipukul mundur dan sebagian besar tidak terlibat dalam pertempuran dengan pasukan Israel.

    Sebanyak 40 pejabat Hamas

    IDF mengakui sejak Israel melanjutkan operasinya di Gaza pada 18 Maret, telah menyerang lebih dari 1.200 target. Fokus utama serangan udara baru-baru ini di Gaza, adalah pejabat Hamas, termasuk anggota politbiro kelompok teror dan kepolisiannya.

    IDF memperkirakan telah menewaskan sedikitnya 350 anggota kelompok teror, termasuk 40 pejabat politik senior Hamas dan komandan sayap militer tingkat menengah, serta teroris terkemuka lainnya, termasuk beberapa yang berpartisipasi dalam serangan ke Israel 7 Oktober 2023 lalu.

    Kementerian kesehatan yang dikelola Hamas mengklaim sebanyak 1.652 orang telah tewas sejak 18 Maret, meskipun data itu tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan.

    IDF telah mengidentifikasi serangan-serangan ini, bersama dengan blokade terhadap bantuan kemanusiaan yang memasuki Jalur Gaza, telah mengakibatkan meningkatnya tekanan warga sipil Palestina terhadap militan Hamas, yang terjadi dalam bentuk protes di jalan-jalan Gaza.

    Tak ada kelaparan

    Militer Israel mengemukakan tidak ada kelaparan di Gaza. Ada cukup makanan untuk memenuhi kebutuhan penduduk saat ini. IDF mengatakan tidak ingin ada kelaparan, yang akan merusak legitimasinya untuk bertindak melawan Hamas.

    Fokus lainnya adalah menghancurkan persediaan senjata militan Hamas yang sudah menipis. Kelompok teror itu terdeteksi telah berupaya mempersenjatai diri kembali.

    IDF mengatakan pihaknya berusaha untuk menyingkirkan sebanyak mungkin senjata sekarang, sebelum memasuki serangan besar yang potensial.

    Perang di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika sekitar 5.000 teroris pimpinan miltan Hamas menyerbu Israel selatan dari Jalur Gaza, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 orang di tengah tindakan kebrutalan dan kekerasan seksual. (P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini