Tonton Youtube BP

Iran bisa kembali dihajar Israel jika tetap keras kepala soal nuklir

Jeffry Wuisan
16 Aug 2025 22:06
3 minutes reading

PRIORITAS, 16/8/25 (Teheran):  Mantan pejabat Iran memperingatkan sikap keras kepala pemerintah Ali Khamenei yang masih ‘ngotot’ melakukan pengayaan uranium untuk produksi senjata nuklir,  berisiko memicu kembali serangan Israel dan AS terhadap negara itu.

“Pengayaan tanpa kesepakatan berarti perang — dan bahkan dengan kesepakatan, saat ini tidak praktis,” kata mantan direktur jenderal untuk Timur Tengah dan Afrika Utara di Kementerian Luar Negeri Iran, Qassem Mohebali, kepada situs web Rouydad 24, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari Iran International, hari Sabtu (16/8/25).

Menurut dia, Israel dan AS dapat melancarkan perang baru, jika Iran tetap mencoba melanjutkan pengayaan uranium.

Perang 12 hari antara Iran dan Israel baru berakhir dua bulan, setelah gencatan senjata yang ditengahi AS.

“Satu-satunya solusi adalah menangguhkan hak ini sementara hingga kesepakatan tercapai”, sarannya.

Bulan lalu, menteri luar negeri Iran, Araghchi, bersikeras Teheran tidak akan menghentikan pengayaan dan ia menyebut Amerika Serikat tidak memiliki cara untuk mengakhirinya secara militer.

“Semua orang harus tahu bahwa kami, orang Iran, tidak membeli program nuklir damai kami. Kami membangunnya dengan darah, keringat, dan air mata,” tulis Araghchi di X pada akhir Juli.

Pernyataan ini menyusul kritik tajam dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menyebut posisi tersebut “bodoh” dan berjanji untuk mencegah hal itu terjadi.

“Mereka masih bicara soal pengayaan. Maksud saya, siapa yang akan melakukan itu? Kita baru saja keluar dari situasi yang begitu buruk, dan mereka bicara tentang ingin melanjutkan pengayaan. Siapa yang akan mengatakan itu? Sebodoh apa kalian mengatakan itu?”, kata Trump.

Berbeda

Iran bersikeras pengayaan adalah haknya berdasarkan Perjanjian Non-Proliferasi (NPT). Tetapi Mohebali mengatakan hak untuk pengayaan dan implementasi aktualnya berbeda.

“NPT tidak secara eksplisit memberikan ‘hak untuk pengayaan’, melainkan hanya mengizinkan penggunaan teknologi nuklir damai, yang belum tentu mencakup pengayaan”, jelasnya.

“Iran bisa saja diberikan hak ini, tetapi memilih untuk tidak menggunakannya sampai kesepakatan tercapai. Saat ini, pengayaan bahan nukllir tampaknya tidak memungkinkan dan tidak terbuka untuk didiskusikan,” tambah Mohebali.

Pada tanggal 22 Juni lalu, Trump memerintahkan serangan udara terhadap lokasi nuklir Iran di Fordow, Esfahan, dan Natanz, yang mengakhiri kampanye militer mendadak Israel yang menewaskan ratusan orang, termasuk personel militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil.

Sanksi PBB

Mohebali juga memperingatkan kegagalan Iran mencapai kesepakatan dengan kekuatan dunia atas program nuklirnya, dapat menyebabkan kembalinya sanksi PBB yang dapat meningkatkan ketegangan.

“Pengembalian sanksi Dewan Keamanan PBB —terutama Resolusi 1929— akan memungkinkan Amerika Serikat, Israel, dan Eropa untuk menjatuhkan sanksi resmi dan melakukan tindakan seperti memeriksa pesawat, kapal, kereta api, atau individu. Tindakan semacam itu sendiri dapat memicu perang,” ujarnya.

Kementerian Intelijen Iran mengeluarkan peringatan panduan rahasia minggu ini kepada kementerian dan perusahaan besar, untuk bersiap menghadapi kemungkinan kembalinya sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang berat.

Prancis, Jerman, dan Inggris telah memperingatkan mereka siap untuk memicu apa yang disebut mekanisme “snapback” pada akhir Agustus, jika Iran gagal mencapai solusi diplomatik.

Mekanisme snapback, bagian dari Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231, yang mendukung Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) 2015, memungkinkan pihak mana pun dalam perjanjian tersebut untuk mengajukan keluhan menuduh Iran melakukan ketidakpatuhan.

Jika tidak ada resolusi yang dicapai dalam waktu 30 hari, semua sanksi PBB sebelumnya akan otomatis berlaku kembali, termasuk embargo senjata, inspeksi kargo, dan pembatasan rudal.(P-Jeffry W)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x