PRIORITAS, 30/5/25 (Kota Depok): Tidak banyak warga yang tahu, nama “Depok” menyimpan sejarah panjang yang tak biasa. Nama ini ternyata berasal dari singkatan organisasi Kristen dalam bahasa Belanda yang berdiri di tanah Batavia. Dan nama Depok sendiri berasal dari singkatan bahasa Belanda, yakni De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen. Dalam bahasa Indonesia, kalimat tersebut memiliki arti “Organisasi Kristen Protestan Pertama“. Hubungan antara Depok dengan sejarah Kristen Protestan tak terlepas dari peran Cornelis Chastelein.
Sumber sejarah mencatat, wilayah yang kini menjadi Kota Depok dahulu merupakan bagian dari Residensi Ommelanden van Batavia.
Keputusan Gubernur Batavia pada 11 April 1949 menyebutkan nama ini secara resmi: Depok.
Peran Chastelein Besar
Sosok Cornelis Chastelein menjadi kunci awal terbentuknya Depok sebagai komunitas. Ia merupakan pegawai tinggi VOC yang dikenal cerdas, religius, dan kaya raya pada masanya.
“Ketika pindah ke Seringsing, Chastelein bukan hanya membawa keluarganya melainkan juga budak-budaknya,” tulis Tri Wahyuning M Irsyam dalam “Berkembang dalam bayang-bayang Jakarta” (2017:41), dikutip Beritaprioritas, Jumat (30/5/25).
Chastelein membeli lahan di kawasan Weltevreden pada 1693, lalu memperluasnya ke Srengseng dua tahun kemudian. Di lahan inilah ia membangun rumah besar dan memulai kehidupan sebagai tuan tanah setelah pensiun dari VOC.
Budak jadi pewaris
Sebanyak 150 budak dibawa oleh Chastelein ke Srengseng, sebagian besar berasal dari luar Jawa dan beragama Kristen. Tak seperti tuan tanah lain, Chastelein memperlakukan mereka dengan hormat dan menganggap mereka setara.
Ia membebaskan seluruh budaknya dan mempercayakan mereka mengelola rumah besar serta lahan perkebunan. Tebu, lada, pala, dan kopi ditanam di tanah-tanah miliknya, termasuk kawasan Mampang dan Depok saat ini.
Tanah jadi komunitas
Chastelein menuliskan surat wasiat tiga bulan sebelum meninggal pada 28 Juni 1714. Ia ingin agar semua harta, termasuk tanah, diwariskan kepada para bekas budaknya agar mereka bisa hidup mandiri.
Selain itu, Chastelein juga berpesan agar lahan itu digunakan untuk penyebaran ajaran Kristen Protestan. Bekas budak itu lalu mendirikan komunitas bernama De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen.
Artinya dalam bahasa Indonesia: “Organisasi Kristen Protestan Pertama”. Singkatan dari nama itulah yang akhirnya dikenal sebagai “Depok”.
Kini Depok tumbuh sebagai kota satelit Jakarta dengan denyut modern. Namun, kisah awalnya sebagai tanah pembebasan dan komunitas Kristen tetap menjadi bagian penting dalam narasi sejarah Indonesia. (P-Khalied Malvino)
No Comments