Foto ilustrasi celengan. (Dok/Ist)
PRIORITAS, 6/1/25 (Jakarta): Istilah frugal living makin populer belakangan ini. Lalu, apa sebenarnya frugal living itu?
Dari berbagai sumber disebuykan, frugal living merupakan gaya hidup hemat yang menekankan kesadaran saat mengeluarkan uang. Kendati demikian, gaya hidup ini seringkali dianggap sama dengan sifat pelit. Padahal frugal living dan pelit merupakan dua hal berbeda.

Jika kita mengacu pada definisi tersebut, seseorang yang ingin menerapkan frugal living harus memahami tujuan keuangan di masa depan dan bagaimana cara mencapainya. Dengan demikian, frugal living dapat dimanfaatkan sebagai strategi untuk mencapai target-target di masa depan yang sudah direncanakan.
Jadi, apa perbedaan frugal living dan pelit?
1. Mempertimbangkan kualitas dan harga
Ternyata, di saat ingin membeli sebuah barang, pelaku frugal living tidak hanya mempertimbangkan harga, tetapi juga nilai dan kualitasnya. Jika suatu barang dinilai sepadan dengan harga, pelaku frugal living akan tetap membeli barang tersebut dan menggunakannya semaksimal mungkin agar tahan lama.
Tetapi, orang pelit cenderung membeli barang murah atau gratis tanpa mempertimbangkan kualitas. Orang pelit menganggap, tidak masalah membeli barang semurah mungkin selama memiliki fungsi yang sama dengan barang mahal.
“Orang pelit cenderung membeli barang yang murah, meskipun kualitasnya rendah dan mudah rusak. Sementara orang hemat (frugal living) cenderung membayar harga penuh untuk barang berkualitas tinggi, tetapi digunakan hingga bertahun-tahun,” demikian Four Pillar Freedom, belum lama ini.
2. Mempertimbangkan pengeluaran uang
Selanjutnya, saat mengeluarkan uang, penganut frugal living tetap mau melakukannya ketika benar-benar dibutuhkan. Sedangkan orang pelit tidak ingin mengeluarkan uang sama sekali.
Salah satu contoh, Four Pillar Freedom menggambarkan perbedaan tindakan antara orang hemat dan pelit ketika diajak makan di luar oleh keluarga, sahabat, atau teman.
Nah, orang pelit cenderung menolak mentah-mentah ajakan untuk makan di luar, meskipun di restoran murah. Mereka lebih memilih untuk makan di rumah dan rela kehilangan waktu atau momen berkualitas bersama keluarga, sahabat, atau teman daripada harus mengeluarkan uang.
Terapu, pelaku frugal living masih mau menerima ajakan makan di luar untuk sesekali atau selama masih di dalam batas wajar. Biasanya, mereka akan makan di luar ketika ada waktu atau momen tertentu bersama keluarga, sahabat, atau teman; penghargaan diri; atau bersosialisasi.
3. Mengeluarkan uang untuk berbagi
Selanjutnya, tentang lerbedaan terakhir antara frugal living dan pelit ialah ketika memberi hadiah atau oleh-oleh untuk orang terdekat. Orang dengan gaya hidup hemat akan membelikan barang berkualitas sesuai budget sebagai hadiah atau oleh-oleh.
Tetapu, menurut A Dime Saved, orang pelit akan membeli barang mahal untuk diri sendiri dan membeli barang murah untuk orang lain. (P-jr)