28.6 C
Jakarta
Friday, June 6, 2025

    Indonesia kekurangan 29.179 dokter spesialis, Presiden Jokowi pacu peningkatannya lewat PPDS berbasis Rumah Sakit

    Terkait

    PRIORITAS, 8/5/24 (Jakarta): Presiden Joko Widodo terus memacu memperbanyak jumlah dokter spesialis di Indonesia.

    Salah satunya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi meluncurkan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) berbasis Rumah Sakit Pendidikan atau hospital based pada Senin (6/5/24) lalu.

    Dikatakannya, hal pengadaan progran pendidikan itu penting, karena rasio dokter dibanding penduduk Indonesia sangat rendah, yakni 0,47 per 1.000 penduduk.

    Rasio tersebut menempatkan Indonesia pada peringkat ke-147 di dunia.

    Saat ini, jumlah dokter umum di Indonesia hanya sebanyak 156.310 dokter.

    “Oleh sebab itu, saat ini harus ada terobosan, kita harus membuat terobosan, kita harus berani memulai,” kata Presiden Jokowi dikutip dari laman resmi Kemenkes, Selasa (7/5/24) kemarin.

    Sebanyak 420 Rumah Sakit disiapkan

    Presiden Jokowi mengatakan, ada 24 fakultas kedokteran yang dapat menyelenggarakan pendidikan dokter spesialis dan 420 rumah sakit dari 3.000 rumah sakit di Indonesia berpotensi menjadi Rumah Sakit Pendidikan.

    Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menuturkan, dengan target satu dokter umum per 1.000 penduduk, Indonesia masih kekurangan 124.294 dokter umum.

    Rata-rata, terdapat sekitar 12.000 lulusan setiap tahun dari 117 fakultas kedokteran (FK) di Indonesia, sementara, jumlah dokter spesialis di Indonesia mencapai 49.670.

    “Ini harus dijalankan bersama-sama agar segera menghasilkan dokter spesialis yang sebanyak-banyaknya dengan standar Internasional,” ujarnya.

    Kekurangan 29.179 dokter spesialis

    Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), rasio ideal dokter spesialis, yakni 0,28 per 1.000 penduduk.

    Oleh karena itu, Indonesia masih kekurangan 29.179 dokter spesialis, dengan rata-rata, terdapat sekitar 2.700 lulusan setiap tahun dari 24 fakultas kedokteran penyelenggara pendidikan dokter spesialis saat ini.

    Selain itu, distribusi dokter spesialis juga tidak merata, yakni sekitar 59 persen dokter spesialis terkonsentrasi di Pulau Jawa.

    Sementara itu, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kualitas dokter spesialis lulusan program berbasis rumah sakit ini setara dengan dokter spesialis lulusan program pendidikan di dunia.

    Sebab, Kementerian Kesehatan melibatkan seluruh kolegium di Indonesia dan kolegium dari luar negeri serta Accreditation Council for Graduate Medical Education (ACGME) sebagai organisasi akreditasi yang menetapkan standar pendidikan rumah sakit dari rumah sakit pendidikan terkemuka seperti Mayo Clinic dan Johns Hopkins Hospital.

    “ACGME untuk bantu memastikan semua standar lulusan rumah sakit pendidikan di Indonesia sama dengan standar dari John Hopkins dan Mayo Clinic,” kata Budi Gunadi Sadikin, seperti dikutip Kompas.com. (P-KC/jr) — foto ilustrasi istimewa

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini