PRIORITAS, 2/3/25 (Manado): Eksistensi perjuangan yang digelorakan putra-putri Sulawesi Utara saat Permesta di tahun 1950-an diyakini masih tetap hidup hingga sekarang, meski pergolakan itu telah diakhiri ditandai dengan kembalinya ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Demikian pula, stigma yang menyejajarkan perjuangan Permesta itu dengan separatis ataupun pemberontakan, ditegaskan bertolak belakang dengan prinsip dasar yang jadi tuntutan Permesta.
Hal ini mengemuka dalam “Temu Kangen Pelaku Permesta” yang berlangsung di Manado, Minggu (2/3/25). Acara bertema “Perjuangan dan Pengorbanan Kita Tidak Sia-sia. Tuhan Telah Menjawabnya” diketuai wartawan senior Phill M Sulu dan diprakarsai Philip Pantouw alias Ille.
Eksistensi Permesta tetap tegak
Menurut Phill Sulu, meski perjuangan Permesta yang digelorakan dalam suatu gerakan telah berakhir, namun eksistensi Permesta tetap tegak sampai sekarang, yang tergambar dalam program-program pemerintah.
“Yang sedang dilaksanakan pemerintah, baik di era Orde Baru hingga sekarang ini, itu semua yang menjadi tuntutan Permesta dulu,” tegasnya.
Karena itu, Philip Pantouw, mengemukakan, Temu Kangen ini tetap menggunakan diksi “pelaku” karena generasi sekarang pun tetap merupakan pelaku Permesta. “Tidak ada kata bekas, generasi kami maupun (generasi) sekarang, tetaplah Permesta,” tukasnya.
Acara Temu Kangen ini dihadiri 30 dari 31 pelaku langsung Permesta yang masih hidup, dan diminati berbagai kalangan. (P-Deky G)
No Comments