Tonton Youtube BP

IHSG vs SNP 500: Mana yang Lebih Menguntungkan untuk Investasi?

Zamir Ambia
23 Sep 2025 18:43
2 minutes reading

PRIORITAS, 23/9/25 (Jakarta): Perdebatan mengenai pilihan investasi antara indeks S&P 500 di Amerika Serikat dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia semakin mencuat di kalangan investor. Keduanya menawarkan peluang berbeda sesuai kondisi pasar, profil risiko, serta tujuan jangka panjang investor.

S&P 500 dikenal sebagai tolok ukur pasar saham terbesar di dunia, mencakup 500 perusahaan besar Amerika Serikat. Indeks ini dianggap stabil dengan likuiditas tinggi serta mencerminkan kondisi ekonomi global. Menurut CNBC, return tahunan S&P 500 dalam 10 tahun terakhir rata-rata mencapai sekitar 11 persen, didukung fundamental kuat perusahaan teknologi seperti Apple, Microsoft, serta Nvidia.

Di sisi lain, IHSG mencerminkan kinerja seluruh saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebagai pasar negara berkembang, IHSG memiliki potensi pertumbuhan tinggi seiring laju ekonomi domestik. Data BEI menunjukkan IHSG tumbuh rata-rata 6–7 persen per tahun dalam 10 tahun terakhir, meski fluktuasi cukup tajam saat krisis global maupun pandemi.

Perbedaan utama antara keduanya terletak pada stabilitas serta risiko. S&P 500 dianggap lebih stabil karena ditopang oleh perusahaan multinasional dengan kapitalisasi besar. Sebaliknya, IHSG lebih berisiko akibat ketergantungan pada sentimen global, nilai tukar rupiah, serta kebijakan pemerintah, namun peluang keuntungan jangka panjang tetap menarik.

Dari sisi diversifikasi, S&P 500 memberi akses ke berbagai sektor global, terutama teknologi, kesehatan, serta energi. Sementara IHSG lebih dominan pada sektor perbankan, komoditas, serta infrastruktur. Hal ini membuat investor dapat menyesuaikan portofolio sesuai preferensi sektor.

S&P 500 untuk jangka panjang

Menurut analis Mandiri Sekuritas, investor jangka panjang dengan tujuan stabilitas aset lebih cocok mempertimbangkan S&P 500. Namun bagi mereka yang ingin memanfaatkan pertumbuhan domestik serta optimis terhadap ekonomi Indonesia, IHSG masih menjadi pilihan strategis.

Selain itu, faktor biaya investasi perlu diperhatikan. Investasi di S&P 500 biasanya dilakukan melalui reksa dana indeks atau ETF dengan biaya lebih tinggi dibandingkan membeli saham langsung di BEI. Namun, keuntungan diversifikasi global bisa menjadi kompensasi.

Dengan demikian, pilihan antara S&P 500 dan IHSG sangat bergantung pada profil risiko serta tujuan investasi. Investor dengan orientasi global dan moderat lebih cocok ke S&P 500, sedangkan mereka yang percaya pada potensi ekonomi Indonesia dapat memaksimalkan IHSG. Para pakar menyarankan kombinasi keduanya agar portofolio lebih seimbang menghadapi dinamika pasar. (P-*r/Zamir Ambia)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x