PRIORITAS, 29/5/25 (Beijing): Kesepakatan damai dagang antara AS dan Tiongkok kini terancam runtuh setelah dua langkah mengejutkan dari pemerintahan Trump pada Rabu malam, yang menargetkan perusahaan teknologi dan pelajar Tiongkok.
Sebelumnya, suasana optimis sempat tumbuh di Tiongkok setelah kedua negara sepakat menurunkan tarif secara signifikan. Aktivitas ekspor-impor kembali hidup, dan media Tiongkok menyambut kesepakatan ini sebagai kemenangan nasional.
Namun, langkah pertama dari AS berupa pembatasan penjualan perangkat lunak desain chip semikonduktor ke Tiongkok. Produk ini vital bagi industri teknologi modern dan menjadi sorotan utama dalam persaingan teknologi kedua negara. Pemerintah AS juga memperingatkan penggunaan chip AI buatan Huawei. Tiongkok, yang telah menginvestasikan miliaran dolar untuk mandiri di bidang semikonduktor, geram dengan larangan ini.
Langkah kedua berdampak langsung ke banyak keluarga Tiongkok: pencabutan agresif visa pelajar oleh AS, terutama untuk mereka yang belajar di bidang strategis atau dianggap memiliki kaitan dengan Partai Komunis. Ini memicu kekhawatiran luas, mengingat lebih dari 270.000 pelajar Tiongkok belajar di AS pada 2024. Banyak berasal dari keluarga kelas menengah yang menghabiskan dana besar demi pendidikan anaknya di luar negeri.
Langkah ini dinilai diskriminatif dan membuat banyak pelajar terancam dideportasi. Dalam sistem satu partai Tiongkok, sulit bagi mahasiswa membuktikan tidak ada kaitan dengan pemerintah, terutama jika definisinya dibuat longgar.
Salah satu pelajar, Candy, mengaku cemas visanya dibatalkan sebelum lulus. “Saya takut hanya pulang dengan ijazah SMA,” ujarnya.
Meskipun penuh tekanan, kebijakan ini bisa berdampak sebaliknya bagi Tiongkok. Minat studi ke AS telah menurun akibat isu keamanan, diskriminasi, dan sulitnya imigrasi. Kini, lebih banyak pelajar memilih studi di dalam negeri atau negara lain seperti dilansir dari CNN.
Para pakar menilai, langkah AS justru bisa mendorong pulangnya para ilmuwan Tiongkok dan mempercepat kemajuan teknologi lokal—ironisnya, hal yang ingin dicegah oleh Trump.
Satu kabar baik bagi Tiongkok datang dari pengadilan federal AS yang memblokir sebagian besar tarif global Trump, termasuk tarif 30% untuk Tiongkok. Namun, pemerintah langsung mengajukan banding, membuat masa depan perang dagang tetap belum pasti. (P-Gio R)