PRIORITAS, 9/4/25 (Jakarta): Tekanan ekonomi global begitu keras, dan banyak negara yang terkena, terutama imbas dari kebijakan tarif Donald Trump. Namun, ternyata Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia menunjukkan ketahanan yang kuat di tengah tekanan global tersebut. Bahkan mengungguli sejumlah pasar saham utama dunia.
Demikian antara lain pernilaian analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta. Di mana ia mengatakan, kondisi ini sebagai bentuk respons positif pelaku pasar terhadap resiliensi perekonomian nasional.
“Pasar melihat daya tahan ekonomi Indonesia dan itu tercermin dalam kinerja IHSG yang lebih stabil dibandingkan negara-negara lain,” ujar Nafan dikutip dari Antara, Rabu (9/4/25).
Pasar global goyah
Ya, kendati pasar global goyah akibat kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan retaliasi dari China, IHSG hanya melemah 7,9 persen hingga 8 April 2025, ditutup pada level 5.996,14. Penurunan ini lebih kecil dibandingkan indeks saham negara lain seperti Italia (14,2 persen), Argentina (14 persen), Vietnam (13,8 persen), dan bahkan Amerika Serikat sendiri (10,7 persen).
Ia menambahkan, rendahnya paparan ekspor Indonesia ke AS hanya sekitar dua persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) juga menjadi faktor pendukung ketahanan pasar. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan Thailand (11 persen) dan Malaysia (10 persen), sehingga efek tarif AS terhadap perekonomian Indonesia relatif terbatas.
Hal ini, menurutnya, justru bisa menjadi peluang untuk menarik lebih banyak investasi asing langsung (FDI) ke dalam negeri. Terlebih, berbagai insentif yang disiapkan pemerintah semakin dinanti oleh investor global.
Diketahui, sebelumnya Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mencatat IHSG melemah 7,8 persen per 8 April 2025 terhadap 2 April, yaitu hari pengumuman tarif Presiden Trump di “Liberation Day”. IHSG sendiri pada full day 8 April ditutup turun 7,9 persen ke 5.996,14. (P-me)