33.3 C
Jakarta
Sunday, August 24, 2025

    Hati-hati ada ular masih dapat suntikan racun walau sudah mati beberapa jam

    Terkait

    PRIORITAS, 24/8/25 (New Delhi):  Sejumlah spesies ular ditemukan mampu menggigit atau menyuntikkan racunnya bahkan setelah mati beberapa jam.

    Sebuah studi terbaru menunjukkan spesies seperti ular kobra dan ular weling, ternyata masih berbahaya jika kelenjar racunnya tidak sengaja tertekan saat hewan melata itu sudah mati, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent, hari Minggu  (24/8/25).

    Hingga saat ini, kemampuan untuk menyuntikkan racun setelah kematian diketahui dapat dilakukan spesies ular tertentu, termasuk ular derik Amerika, ular tembaga, ular kobra penyembur Asia dan sub-Sahara, serta ular hitam perut merah Australia.

    Para ilmuwan di negara bagian Assam di India timur, dalam jurnal Frontiers in Tropical Disease, telah mengonfirmasi ular kobra dan ular krait bermonkel India, juga dapat menyuntikkan bisa beberapa jam setelah kematiannya.

    Tim peneliti yang dipimpin Susmita Thakur dari Namrup College di Assam mendokumentasikan tiga insiden gigitan ke manusia dari ular yang sudah mati.

    Dua melibatkan ular kobra bermonokle (Naja kaouthia) dan satu melibatkan ular krait hitam (Bungarus lividus). Semua kasus dilaporkan ke pusat kesehatan pedesaan di Assam.

    Setidaknya ada 132 spesies ular berbisa di dunia. (theindependent)

    Digigit kepala ular

    Dalam kasus pertama, seorang pria berusia 45 tahun menemukan seekor ular menyerang ayam di rumahnya.

    Ia  membunuh ular itu dengan cara memenggal kepalanya.

    Namun, saat mencoba membuang bangkai ular itu, kepala ular yang telah dipenggal masih menggigit ibu jari kanannya. “Gigitan itu diikuti rasa sakit yang hebat di lokasi gigitan, menjalar hingga ke bahunya. Ia segera dilarikan ke rumah sakit umum terdekat,” tulis para peneliti.

    Dalam perjalanan ke rumah sakit, pria itu mengalami muntah berulang kali dan rasa sakit yang tak tertahankan, sementara lokasi gigitan mulai menghitam, catat para peneliti.

    Dokter di rumah sakit memberikan antiracun intravena bersama dengan parasetamol untuk menghilangkan rasa sakit.

    “Rasa sakitnya berkurang secara signifikan setelah perawatan ini. Pasien tidak mengalami gejala neurotoksisitas apa pun,” catat para peneliti.

    Pasien dipulangkan setelah 20 hari, dengan tindak lanjut rutin untuk perawatan luka.

    Para ahli mengingatkan jangan pernah menangkap ular tanpa alat bantu karena gigitan ular berbisa sering menyebabkna kematian.(theindependent)

    Sudah mati tergilas

    Dalam kasus kedua, seorang pria yang bekerja di sawah tanpa sadar menggilas seekor kobra bermonkel dengan traktornya. Ia melihat ularnya sudah mati. Namun, ketika ia turun dari traktor sepulang kerja, ular itu menggigit kakinya.

    “Pasien mengeluhkan nyeri hebat, pembengkakan progresif, dan perubahan warna yang nyata di lokasi gigitan,” tulis para ilmuwan, seraya menambahkan ia mengalami dua episode muntah di rumah sakit, yang sesuai dengan tanda-tanda keracunan.

    Walaupun pasien tidak menunjukkan tanda-tanda neurotoksisitas, gigitan tersebut mengakibatkan tukak, catat para peneliti.

    “Meski tergencet dan diduga mati selama beberapa jam, ular itu ternyata mampu memberikan gigitan berbisa, yang memerlukan pengobatan antibisa dan perawatan luka yang lebih lama,” tulis mereka.

    Ular karpet Afrika Barat ukurannya sangat kecil dan biasanya bersembunyi di sela-sela batu, namun gigitannya menyebabkan lebih banyak kematian.(theindependent)

    Sudah mati tiga jam

    Dalam insiden ketiga yang dilaporkan, seekor ular hitam memasuki sebuah rumah, lalu dibunuh dan jasadnya dibuang di halaman belakang.

    Seorang tetangga datang untuk melihat ular tersebut, kemudian ia memegang ular tersebut di bagian kepala, tetapi jari kelingking tangan kanannya malah digigit ular tersebut.

    Dalam beberapa jam, tetangganya itu mulai mengalami kesulitan menelan dan kelopak matanya mulai mengecil. Ia terkulai.

    Dokter mengidentifikasi ular mati yang dibawa ke rumah sakit bersama pasien sebagai krait hitam (Bungarus lividus). “Korban digigit ular yang telah mati selama 3 jam,” tulis para ilmuwan.

    Meskipun telah diberikan 20 vial antibisa polivalen, pasien tetap tidak responsif, dan kondisinya semakin memburuk. “Ia perlahan-lahan menjadi lumpuh… dan tidak responsif terhadap perintah verbal,” tulis para peneliti.

    Kondisi pasien baru membaik setelah 43 jam mendapat bantuan pernapasan. Ia kemudian dipulangkan setelah enam hari di rumah sakit, tulis para ilmuwan.

    Berdasarkan kasus-kasus ini, para peneliti memperingatkan para warga untuk jangan abai dengan ular yang sudah mati, karena beberapa ular masih dapat menyuntikkan bisa, yang berpotensi menyebabkan komplikasi serius.

    Paul Rowley (kiri) dan Nick Casewell (kanan) mengekstrak racun dari ular berbisa badak.(theindependent)

    Aparatus bisa ular

    Mereka mengamati kemampuan ini bertahan ular, karena organisasi struktural unik dari aparatus bisa pada ular bertaring depan.

    “Kelenjar bisa terdiri dari lumen basal yang besar untuk menyimpan bisa yang disekresikan, yang terhubung ke taring berongga yang panjang,” tulis para peneliti.

    Keracunan dapat terjadi jika kelenjar bisa ular mati, tidak sengaja tertekan saat memegang kepalanya yang terpenggal.

    “Dalam kasus-kasus yang disorot di sini, keracunan semacam itu menyebabkan gejala klinis yang sebanding dengan yang ditimbulkan ular hidup,” jelas para ilmuwan memperingatkan.(P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    spot_img

    Terkini