PRIORITAS, 22/4/25 (Jalur Gaza): Militan Hamas mencoba merekrut sekitar 30.000 anggota baru di Jalur Gaza, seiring beralihnya mereka ke perang gerilya, akibat serangan Israel yang telah menghancurkan basis-basis mereka.
Sumber-sumber mengatakan perekrutan anggota baru untuk kelompok teror ini, bertujuan menutupi kerugian besar yang dialami, karena banyak anggotannya tewas terbunuh, karena tidak memiliki pelatihan dalam peperangan tradisional.
“Hamas telah meluncurkan kampanye perekrutan massal di Jalur Gaza dan beralih ke perang gerilya, karena menghadapi kerugian besar dan sumber daya terbatas dalam perangnya dengan Israel”, lapor media Saudi, Al-Hadath seperti dikutip Beritaprioritas.com dari Ynetnews, hari Selasa (22/4/25).
Mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, Al-Hadath melaporkan Brigade Izz ad-Din al-Qassam, sayap bersenjata militan Hamas, sedang merekrut sebanyak 30.000 anggota baru.
Laporan itu mengatakan langkah tersebut merupakan bagian dari strategi militer baru yang mengandalkan taktik gerilya, karena sebagian besar rekrutan baru tidak memiliki pelatihan.
Laporan tersebut juga mencatat kelompok mitan Hamas telah mengalami kerugian besar pada persenjataannya, khususnya pesawat nirawak dan roket jarak jauh.
Pertempuran
Pergeseran ini terjadi saat pertempuran terus berkecamuk di Jalur Gaza, menyusul runtuhnya gencatan senjata antara Israel dan Hamas pada tanggal 18 Maret 2025.
Pada hari Minggu, sumber-sumber Palestina melaporkan satu orang tewas akibat tembakan artileri Israel di daerah Al-Mawasi di barat laut Rafah, di Gaza selatan.
Media Al Jazeera yang berbasis di Qatar kemudian melaporkan baku tembak antara teroris Hamas dan pasukan Israel di bagian timur lingkungan Tuffah, sebelah timur Kota Gaza.
Malam sebelumnya, serangan gencar Israel dilaporkan terjadi di Beit Hanoun di Gaza utara dan di Khan Younis di selatan.
Militer Israel mengatakan pasukan dari Brigade Givati, yang bekerja sama dengan unit teknik tempur elit Yahalom dan di bawah komando Divisi ke-143, menghancurkan terowongan bawah tanah, yang penuh jebakan sepanjang ratusan meter di lingkungan Shaboura, Rafah.
IDF juga mengatakan sejumlah senjata disita dan dihancurkan, termasuk terowongan yang berisi banyak bahan peledak.
Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan 44 orang tewas dan 145 orang terluka dalam 24 jam terakhir.
Capai 51,201 tewas
Sejak gencatan senjata berakhir pada bulan Maret 2025, kementerian melaporkan 1.827 orang tewas dan 4.828 orang terluka.
Sejak perang dimulai pada tanggal 7 Oktober, jumlah korban tewas di Jalur Gaza yang dilaporkan, telah mencapai 51.201 dengan 116.869 orang terluka.
Meskipun ada kampanye perekrutan baru, Hamas dilaporkan menghadapi krisis keuangan yang parah. Menurut sebuah laporan yang diterbitkan The Wall Street Journal, kelompok tersebut tidak mampu membayar gaji para pejuangnya sejak dimulainya kembali permusuhan.
Laporan tersebut mengutip serangkaian serangan terarah Israel dan penghentian bantuan kemanusiaan bagi warga sipil di Jalur Gaza.
Militer Israel sengaja memblokir bantuan tersebut, karena hasil penyelidikan ternyata militan Hamas sering merampasnya dan dipakai anggotanya.
Sisanya dijual militan Hamas sebagai sumber pendapatan baru bagi kelompok teror tersebut. Setelah adanya pemblokiran itu, sumber keuangan militan Hamas jadi mati.(P-Jeffry W)