Tonton Youtube BP

Halo Tangsel dan Bogor, bakal ada ‘Skytrain’ Jakarta tembus di wilayah kamu

Selvijn MJR
27 May 2025 08:00
2 minutes reading

PRIORITAS, 27/5/25 (Jakarta): Kini terjawab sudah pertanyaan publik seputar moda transportasi apa yang akan dibangun untuk menghubungkan Kota Tangerang Selatan dan Jakarta. Sebab, berdasarkan informasi yang diterima Beritaprioritas.com, Selasa (27/5/25), pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan bakal meneruskan proyek MRT Jakarta yang saat ini hanya sampai Lebak Bulus hingga ke wilayah Tangerang Selatan (Tangsel). Yakni dalam bentuk Skytrain atau kereta gantung, yang juga disebut ‘Kalayang’.

Mengenai pembangunannya, pemerintah bakal menggandeng pihak swasta seperti pengembang perumahan besar dalam hal ini Bumi Serpong Damai (BSD), Tangsel.

“Siapa aja yang pengembangnya, karena kan mereka punya hunian-hunian yang besar. Kolaborasi dengan pengembang-pengembang itu khususnya untuk pembangunan stasiunnya,” beber Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi  dalam pertemuan dengan media, Minggu (25/5/25).

Dikatakan, kerja sama ini bakal pemerintah lakukan karena pengembang juga ikut dalam pembangunan infrastruktur tersebut. Manfaat proyek ini bukan hanya dirasakan oleh warga perumahan dari pengembang tersebut tetapi juga warga Tangsel.

“Jadi kita sudah memperkenalkan untuk wilayah-wilayah stasiun-stasiun tertentu yang bekerjasama dengan swasta dalam hal ini pengembang perumahan,” ujar Dudy.

Dua jalur pilihan

Terkait rute Skytrain, dipilih dua jalur. Yakni menuju Mekarsari (Bogor) sebagai feeder LRT Harjamukti, serta Tangsel sebagai feeder Stasiun MRT Lebak Bulus. Dudy menyebut untuk wilayah Tangsel, Skytrain akan melewati rute Serpong hingga Bintaro.

“Kalau saya tidak salah itu Serpong-Bintaro kemudian nyambung ke Lebak Bulus. Jadi kalau saya lihat memang segi ekonomi, Skytrain masuk ke wilayah-wilayah pemukiman yang secara ekonomi juga bisa menjangkau harga Skytrain. Kemudian yang dari Harjamukti ke Mekarsari,” ungkapnya.

Dapat menekan macet

Diharapkan, dengsn adanya Skytrain, dapat menekan macet yang terjadi di Jakarta dan wilayah penopang. Sehingga, masyarakat yang terbiasa menggunakan kendaraan pribadi bakal beralih menggunakan Skytrain.

“Skytrain sepertinya lebih mudah masuk ke kawasan-kawasan pemukiman,” ujarnya.

Mengenai alasan pemilihan Skytrain dibandingkan opsi lain seperti MRT, ialah, karena tidak perlu pembebasan lahan. Yakni memanfaatkan lahan pemerintah seperti jalan raya yang sudah ada sehingga nilai proyeknya bisa lebih murah.

Dalam hal ini, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub telah berkomunikasi dengan Kementerian Dalam Negeri agar bisa memanfaatkan aset atau fasilitas umum milik pemerintah daerah sebagai lokasi pembangunan tiang Skytrain.

“Pak Dirjen sedang mengupayakan adanya perubahan aturan Permendagri nomor 9 tahun 2009,” demikian Dudy Purwagandhi. (P-*r/se)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x