PRIORITAS, 11/6/25 (Jakarta): Hyundai tengah menjadi sorotan setelah beberapa pemilik SUV unggulannya, Palisade, menggugat perusahaan tersebut di California. Gugatan ini berkaitan dengan dugaan, Hyundai menyembunyikan kerusakan pada sistem ABS atau kontrol traksi pada Palisade produksi tahun 2023 hingga 2025.
Walaupun Palisade dikenal sebagai salah satu model Hyundai yang paling laris, laporan terbaru mengungkapkan, kendaraan ini diduga memiliki masalah teknis. Hal ini pun menimbulkan pertanyaan terkait inti permasalahan yang disorot dalam gugatan tersebut.
Menurut laporan dari headlight.news, permasalahan ini muncul setelah sejumlah pemilik Hyundai Palisade tahun produksi 2023 hingga 2025 melaporkan kendala saat melakukan pengereman, terutama saat melintasi permukaan jalan yang kasar atau tidak rata.
Para pemilik tersebut mengklaim, mobil mereka memerlukan jarak berhenti yang lebih panjang dari seharusnya, bahkan ketika melakukan pengereman dalam situasi normal.
Gugatan yang dilayangkan di Pengadilan Distrik Amerika Serikat untuk Distrik Pusat California menyatakan, akar permasalahan terletak pada kegagalan sistem ABS dan kontrol stabilitas kendaraan.
Masalah pengereman
Dokumen gugatan menyebutkan, para ahli menemukan kesalahan pada sistem yang menyebabkan ketidakakuratan dalam membaca kecepatan roda. Akibatnya, dalam situasi tertentu, rem bisa gagal bekerja meskipun pedal terus ditekan oleh pengemudi.
Kondisi ini dinilai sangat berisiko, walaupun sejauh ini belum ada laporan resmi terkait kecelakaan atau cedera yang disebabkan oleh gangguan tersebut.
Gugatan juga menuduh Hyundai telah menyadari adanya cacat sejak tahap uji coba praproduksi, namun tetap memilih untuk merilis kendaraan ke pasaran.
Tak hanya itu, Hyundai juga dikritik karena tidak segera mengambil langkah perbaikan atau melakukan penarikan produk guna mengatasi masalah ini.
Keluhan terkait suspensi belakang
Selain persoalan pada sistem pengereman, Hyundai Palisade juga mendapat keluhan terkait suspensi belakang, khususnya pada varian yang menggunakan sistem suspensi self-leveling.
Sejumlah pemilik melaporkan adanya kebocoran serta ketidakstabilan di bagian belakang kendaraan setelah digunakan sejauh 20.000 hingga 60.000 mil. Masalah ini disebut-sebut berdampak besar pada penurunan kenyamanan saat berkendara.
Gangguan pada suspensi ini dilaporkan lebih sering terjadi pada model dengan trim atau fitur lebih tinggi, dan yang lebih menyulitkan, kerap muncul tak lama setelah masa garansi berakhir.
Karena merasa kecewa dengan hasil perbaikan yang tidak efektif, beberapa pemilik akhirnya memilih untuk mengganti sistem suspensi tersebut dengan versi standar yang lebih sederhana.
Dalam gugatan tersebut, para penggugat mendesak Hyundai untuk secara terbuka mengakui dan menangani permasalahan pada sistem ABS dan suspensi secara menyeluruh. Selain itu, mereka juga menuntut ganti rugi atas potensi bahaya serta kerugian yang telah dialami para pemilik kendaraan.
Walaupun Hyundai memiliki reputasi sebagai produsen mobil berkualitas, kasus yang menimpa Palisade membuktikan, tak ada merek yang sepenuhnya luput dari masalah. Dengan munculnya gugatan hukum dan keluhan yang terus berlanjut, diharapkan Hyundai segera mengambil tindakan nyata untuk membenahi sistem rem dan suspensi pada model Palisade. (P-*r/Zamir Ambia)