PRIORITAS, 21/4/25 (Jakarta): Produsen mobil asal Amerika Serikat, Ford, menghentikan ekspor ke Tiongkok akibat kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Presiden AS, Donald Trump. Sejumlah model andalannya seperti Ford F-150 Raptor, Bronco, Mustang, dan Lincoln Navigator—yang sebelumnya sangat diminati di pasar Tiongkok—tak lagi dikirim ke negara tersebut.
Langkah Ford ini merupakan bagian terbaru dari memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Sebagai balasan atas tarif yang diterapkan pemerintahan Trump terhadap berbagai produk asal Tiongkok, pemerintah Tiongkok menaikkan bea masuk mobil asal AS hingga 150 persen. Kondisi ini membuat produsen otomotif di kedua negara mengalami tekanan, termasuk Ford.
Kendati menghentikan ekspor kendaraan yang telah dirakit penuh, Ford masih melanjutkan pengiriman komponen seperti mesin dan transmisi buatan AS ke Tiongkok. Menariknya, Ford tetap mengimpor Lincoln Nautilus buatan Tiongkok ke pasar AS, meskipun harus menghadapi tarif impor yang tinggi.
“Keputusan ini menunjukkan betapa peliknya dampak perang tarif terhadap rantai pasokan global yang sudah semakin terpengaruh,” dari Carscoops, Senin (21/4/25).
Sebanyak 400.000 unit
Pada tahun 2024, Ford tercatat menjual sekitar 400.000 unit kendaraan di Tiongkok, meskipun hanya sekitar 5.500 unit yang berasal langsung dari Amerika Serikat. Kendati jumlahnya tergolong kecil, segmen ini tetap memberikan keuntungan yang signifikan bagi perusahaan.
Model seperti truk F-150 Raptor, yang dijual dengan harga lebih dari US$100.000 di pasar Tiongkok, turut memperkuat citra Ford di kawasan Asia. Namun, akibat tarif impor yang sangat tinggi, Ford memutuskan menghentikan ekspor kendaraan rakitan ke Tiongkok demi menghindari kerugian lebih lanjut.
Sementara itu, di dalam negeri, Ford mempertimbangkan untuk menaikkan harga jual kendaraan barunya jika ketegangan tarif ini terus berlanjut. Walau sekitar 80 persen produksi mobil Ford dilakukan di dalam negeri, perusahaan tetap terdampak oleh tarif tinggi atas suku cadang impor.
Mempengaruhi seluruh industri otomotif
Tak hanya Ford yang merasakan dampaknya—kebijakan tarif dari pemerintahan Trump mempengaruhi seluruh industri otomotif. Laporan dari Center for Automotive Research memperkirakan, tarif impor otomotif sebesar 25 persen dapat menambah beban biaya industri hingga US$108 miliar pada tahun 2025. Ketidakpastian serta perubahan kebijakan yang kerap terjadi membuat para produsen mobil harus terus menyesuaikan strategi bisnis mereka.
Di tengah kemungkinan adanya beberapa pengecualian terhadap tarif baru yang diumumkan oleh Presiden Trump, produsen otomotif seperti Ford tetap dituntut untuk menyesuaikan diri dengan dinamika pasar yang semakin kompleks dan menantang.
“Perang tarif ini jelas menunjukkan betapa rumitnya dinamika perdagangan global, yang tak hanya memengaruhi pasar China, tetapi juga seluruh industri otomotif dunia,” imbuh Carscoops.
Keputusan Ford untuk menghentikan ekspor ke Tiongkok menjadi bukti nyata, eskalasi perang tarif semakin memengaruhi para produsen otomotif. Langkah ini menyoroti besarnya dampak kebijakan tarif terhadap perekonomian global, serta menggambarkan betapa sulitnya bagi perusahaan besar untuk tetap bertahan di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian. (P-Zamir)