PRIORITAS, 26/2/25 (Yerusalem): Sebanyak empat peti mati berisi jenazah sandera Israel tiba di Israel dari Mesir, Rabu (26/2/25) tengah malam waktu setempat (Kamis, 27/2/25 dinihari WIB). Penyerahan tawanan yang sudah tewas ini, menyusul empat jenazah sandera Israel yang dilakukan Hamas di Rafah, jalur Gaza, 20 Februari 2025 lalu.
Penyerahan empat jenazah sandera Israel ini, disebutkan tidak dipamerkan dalam upacara khusus seperti sebelumnya, tetapi langsung diberikan Hamas ke pejabat Mesir yang bertugas sebagai mediator di Kairo. Baru kemudian, dibawa tim Palang Merah Internasional (ICRC) menuju ke perbatasan Israel di Karem Shallom. Jenazah sandera kemudian dibawa dan diserahkan ke militer Israel di Rafah, Jalur Gaza, sekitar jam 1 tengah malam.
Kantor Perdana Menteri Israel mengkonfirmasi pihak militan Hamas sudah menyerahkan empat jenazah baru sandera, sebagai bagian dari gencatan senjata tahap pertama. “Penyerahan jenazah sandera di bawah pengawasan Mesir”, demikian Kantor Perdana Menteri Israel, seperti dikutip Beritaprioritas dari The Times of Israel, Kamis dinihari (27/2/25).
Hamas menyebut keempat peti mati tersebut berisi jasad empat pria masing-masing Tsahi Idan, Ohad Yahalomi, Itzik Elgarat dan Shlomo Mnatzur. Tsahi diculik dari rumahnya di Kibbutz Nahal Oz, ketika militan Hamas dan kelompoknya menyerang daerah pinggiran selatan Israel, 7 Oktober 2023 lalu. Itzik diculik di Kibbutz Nir Oz pada tanggal yang sama. Sedangkan Ohad Yahalomi diculik bersama Eitan putranya yang berusia 13 tahun
Meskipun nama-nama jenazah yang diserahkan Hamas tersebut sesuai daftar kesepakatan, pihak pemerintah Israel belum secara resmi mengumumkan identitas mereka, sebelum jasad mereka melalui pemeriksaan tes DNA di laboratorium Universitas Forensik Israel.
Setelah hasil indentifikasi DNA keluar, Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sendiri yang akan mengumumkan secara resmi, apakah benar atau tidak keempat jasad tersebut adalah sandera Israel. Identifikasi DNA ini diperkirakan memakan waktu berjam-jam.
Israel tidak gegabah
Pemerintah Israel tidak akan gegabah menerima begitu saja jenazah sandera yang diserahkan militan Hamas. Pengalaman sebelumnya, satu dari empat jenazah yang diserahkan Hamas di Rafa, Gaza hari Sabtu 20 Februari 2025 lalu, ternyata palsu bukan warga Israel Shiri Bibas (30 tahun). Hamas menyerahkan mayat wanita warga Gaza, sehingga tidak cocok dengan data DNA yang dimiliki Israel.
Pihak keluarga jenazah sandera Israel merasa sangat sedih dan berduka, karena anggota keluarga mereka pulang sudah menjadi mayat. Padahal ketika diculik mereka masih dalam keadaan hidup dan sehat. Menurut militer Israel, mereka sengaja dibunuh militan Hamas ketika ditahan dalam torowongan, seperti puluhan sandera Israel lainnya.
Hamas berharap dengan penyerahan empat jenazah baru sandera ini, Israel juga membebaskan 602 tahanan Palestina (yang ditangguhkan Israel, 22 Februari 2025 lalu). Namun pihak penjara Israel mengatakan tidak akan membebaskan para tahanan tersebut, sebelum ada pengumuman resmi empat jenazah yang diserahkan militan Hamas sudah benar jasad warga Israel “Para narapidana tidak akan dibebaskan sampai para sandera yang terbunuh diidentifikasi oleh Israel”, kata Dinas Penjara Israel.
Penjaga penjara Israel berencana untuk membawa para tahanan Palestina ke penjara Ofer di tepi Barat dan penjara Ketziot di Negev. Perwakilan Palang Merah akan mengidentifikasi mereka sebelum dilepas ke wilayah Tepi Barat atau Jalur Gaza.
Dengan adanya penyerahan empat jenazah tersebuti, total sudah 34 sandera Israel dibebaskan militan Hamas dalam masa gencatan senjata tahap pertama. Sementara Israel sudah membebaskan hampir 2.000 tahanan Palestina (termasuk 602 yang sempat ditangguhkan). Masih tersisa 61 sandera Israel lagi yang belum dibebaskan. Pihak Israel memperkirakan setengah dari jumlah itu sudah tewas dibunuh militan Hamas. (P-Jeffry W)
