Reklamasi Bengkong, ganggu aliran sungai dan turunkan hasil tangkapan nelayan. (Istimewa)PRIORITAS, 6/12/2025 (Batam): Aktivitas reklamasi yang semakin masif di perairan Bengkong, Batam, mulai berdampak serius pada kehidupan para nelayan. Aliran sungai terganggu, ekosistem rusak, dan hasil tangkapan menurun tajam, memaksa para nelayan menyampaikan keluhannya kepada pemerintah.
Ketua Himpunan Kelompok Bersama Nelayan Bengkong (HKBNB), Syahrial Edi, mengatakan kondisi aliran sungai di sekitar kawasan IPAL, antara Ocarina dan Golden Prawn, Tanjung Buntung, kini semakin memprihatinkan.
“Kami mendukung pembangunan Batam, tapi jangan sampai nelayan jadi korban,” ujarnya.
Menurut Syahrial, penimbunan laut telah merusak terumbu karang, mangrove, dan habitat ikan yang selama ini menjadi tumpuan hidup ratusan nelayan. Akibatnya, pendapatan mereka merosot drastis.
“Kadang kami melaut seharian hanya dapat sedikit, bahkan tidak dapat apa-apa. Ini sangat menyengsarakan,” tuturnya.
Pantauan di lapangan menunjukkan aliran sungai mulai menyempit dan tergenang di beberapa titik. Di dekat muara, timbunan pasir dari aktivitas reklamasi tampak jelas, menghambat aliran air dan mengancam memicu banjir. Kerusakan ekosistem pun semakin parah.
Penelitian sebelumnya juga mencatat kerusakan lingkungan di Bengkong, termasuk perubahan garis pantai, pendangkalan, dan rusaknya terumbu karang—komponen penting bagi reproduksi ikan. Hilangnya ekosistem tersebut jelas berdampak langsung pada mata pencaharian nelayan.
Dalam kondisi terdesak ini, para nelayan meminta pemerintah turun tangan.
“Mohon pemerintah mencari solusi bagi kami—bisa dengan membangun pelantar nelayan yang layak atau merehabilitasi ekosistem,” harap Syahrial.
Nelayan Bengkong kini menunggu keseriusan pemerintah dalam menyeimbangkan pembangunan dengan keberlanjutan lingkungan serta kehidupan masyarakat pesisir yang bergantung pada laut. (P-Jeff K)
No Comments