27.4 C
Jakarta
Tuesday, August 26, 2025

    Dukungan Amerika Serikat plin-plan terhadap Ukraina

    Terkait

    PRIORITAS, 25/8/25 (Washington):  Amerika Serikat (AS) bersikap plin-plan dalam mendukung Ukraina menghadapi Rusia. Jika sebelumnya Presiden Donald Trump mendorong Ukraina melakukan serangan balasan terhadap Rusia, kini AS justru melarang Ukraina menembakkan senjata jarak jauh ke Rusia.

    Sikap Amerika Serikat ini muncul ketika militer Ukraina mampu menyerang sejumlah aset strategis Rusia, yang rata-rata berada ribuan kilometer dari Ukraina. Demikian seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent, hari Senin (25/8/25).

    Serangan pesawat nirawak Ukraina menyebabkan kebakaran Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Kursk Rusia, sehingga mengurangi output reaktor hingga 50 persen. PLTN Kursk terletak sekitar 1000 km dari Ukraina.

    Ukraina juga menghajar kilang minyak Syzran dan menyebabkan kebakaran hebat.

    Kilang minyak itu berjarak sekitar 1400 kilometer dari Ukraina,  terletak di wilayah Samara dan dioperasikan raksasa minyak Rusia, Rosneft.

    Militer Ukraina pun menyerang terminal ekspor bahan bakar utama Rusia di Ust-Luga, yang terletak sekitar 1600 km dari Ukraina.

    AS curiga Ukraina menggunakan peluru kendali (rudal) jarak jauh. Tetapi militer Ukraina mengaku hanya menggunakan drone (pesawat tanpa awak).

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, malah memuji keberanian rakyat dan militernya dalam menghadapi invasi Rusia.

    Rudal AS dan Inggris

    Menurut laporan terbaru, AS memblokir Ukraina menembakkan rudal jarak jauh ke wilayah Rusia selama beberapa bulan.

    Langkah itu diambil setelah mekanisme peninjauan baru diajukan Pentagon pada akhir musim semi, yang secara efektif membatasi kemampuan operasional Kyiv, kata media Wall Street Journal.

    Hal ini telah mencegah Ukraina melakukan serangan menggunakan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (Atacm) jarak jauh buatan AS, dan Storm Shadows produksi Inggris. Keduanya membutuhkan data penargetan dari AS agar efektif.

    Kebijakan persetujuan tersebut berarti Menteri Pertahanan AS memiliki kemampuan pengambilan keputusan akhir untuk serangan Ukraina. Padahal hal itu telah ditolak setidaknya pada satu kesempatan.

    Menanggapi keputusan itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengatakan negaranya tetap akan melanjutkan serangan balasan ke Rusia menggunakan senjatanya sendiri dan tidak akan berkonsultasi dengan Washington mengenai serangannya.

    Suplai listrik terganggu

    Saat Ukraina merayakan Hari Kemerdekaannya, pejabat Rusia melaporkan serangan pesawat tak berawak Ukraina menghantam pembangkit nuklir Rusia yang menyebabkan kebakaran.

    Pihak Rusia mengakui serangan di PLTN Kursk Rusia merusak sebuah transformator tambahan dan mengurangi output di reaktor nomor 3 hingga 50 persen.

    Tidak ada korban luka yang dilaporkan dan tingkat radiasi tetap normal. Tetapi suplai tenaga listrik ke sejumlah industri dan rumah penduduk terganggu karena ada pembatasan.

    Dua reaktor lainnya beroperasi tanpa pembangkit listrik dan satu reaktor sedang menjalani perbaikan terjadwal. PLTN ini menyuplai listrik bagi sebagian wilayah Rusia.

    Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Ukraina menyerang dengan ratusan pesawat tak berawak di lebih dari selusin wilayah Rusia pada 24 Agustus 2025.

    Badan Tenaga Atom Internasional, mengatakan setiap fasilitas nuklir harus dilindungi setiap saat.

    Ekspor minyak terhambat

    Seribu kilometer lebih di utara, di Teluk Finlandia, sedikitnya puluhan pesawat tak berawak Ukraina menghantam terminal minyak Ust-Luga di wilayah Leningrad utara Rusia.

    Bola api besar telihat jelas membubung tinggi ke angkasa, diikuti kepulan asap hitam mengepul.

    Gubernur wilayah Leningrad, Rusia, Alexander Drozdenko mengungkapkan kebakaran hebat terjadi di terminal yang dioperasikan Novatek itu.

    Itu adalah terminal ekspor bahan bakar Laut Baltik besar dan kompleks pemrosesan minyak andalan Rusia.

    Menurut Novatek, terminal minyak Ust-Luga, yang dibuka pada tahun 2013, memproses kondensat gas menjadi nafta ringan dan berat, bahan bakar jet, bahan bakar minyak, dan minyak gas.

    Serangan Ukraina itu, telah menghambat Rusia mengirimkan produk minyak serta kondensat gas ke pasar internasional seperti ke Asia, termasuk China, Singapura, Taiwan, dan Malaysia, serta bahan bakar jet yang dikirim ke Istanbul.

    Serangan balasan

    Militer Ukraina juga menyatakan telah menyerang kilang minyak Syzran. Kilang milik Rosneft tersebut terpaksa menghentikan produksi dan penerimaan minyak mentah setelah serangan tersebut.

    Ukraina menyatakan serangan bertubi-tubi ke Rusia itu, merupakan respons dan balasan atas serangan Rusia yang terus berlanjut terhadap Ukraina sebelumnya.

    Serangan Ukraina tersebut bertujuan untuk menghancurkan infrastruktur yang dianggap krusial bagi upaya militer Rusia secara keseluruhan.

    Presiden AS Donald Trump telah memberi Presien Rusia Vladimir Putin batas waktu dua minggu, untuk menyetujui perundingan damai dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dan memperingatkan ia akan mengambil tindakan lebih lanjut jika tidak ada kemajuan yang dicapai.(P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    spot_img

    Terkini