PRIORITAS, 12/1/25 (Banyumas): mendukung target swasembada pangan nasional, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus mempercepat perbaikan dan rehabilitasi saluran irigasi di berbagai daerah. Program ini menjadi salah satu langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian, yang merupakan tulang punggung ketahanan pangan Indonesia.
Saluran irigasi memiliki peran penting dalam mendukung keberlanjutan sektor pertanian. Oleh karena itu, Kementerian PU menargetkan perbaikan ribuan kilometer saluran irigasi yang rusak atau tidak optimal.
Program perbaikan irigasi ini diharapkan memberikan manfaat langsung bagi para petani, terutama dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang sering memengaruhi ketersediaan air. Dengan saluran irigasi yang optimal, petani dapat meningkatkan intensitas tanam hingga dua hingga tiga kali per tahun.
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan pemerintah melakukan perbaikan saluran irigasi, salah satunya Bendung Gerak Serayu di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, sebagai upaya untuk mendukung swasembada pangan.
“Ini ‘kan 20 ribu hektare (luasan cakupan daerah irigasi dari Bendung Gerak Serayu). Sebenarnya ini sudah ada rehab dari tahun 2017 sampai 2021,” kata Dody Hanggodo usai meninjau Bendung Gerak Serayu di Desa Tambaknegara Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas, Minggu (12/1/25).
Oleh karena itu, indeks pertanaman (IP) pada area persawahan yang dialiri air dari Bendung Gerak Serayu naik menjadi hampir mencapai 2,5 kali tanam dalam setahun.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan Kementerian PU berencana untuk kembali merehabilitasi Bendung Gerak Serayu sekitar tahun 2027 sambil menunggu dana pinjaman.
“Kita lagi proses dana loan-nya (pinjaman). Harapan kami setelah rehab selanjutnya itu selesai bisa IP meningkat 300 persen (IP 300 atau tiga kali tanam dalam setahun),” katanya.
Dalam kesempatan itu, Menteri Dody menyinggung usulan yang disampaikan Penjabat (Pj) Bupati Banyumas Iwanuddin Iskandar saat diskusi berupa keberadaan sawah di balik bukit sekitar Bendung Gerak Serayu yang harus mendapatkan perhatian.
“Agak susah mengalirkan ke sana, tapi tadi saya sudah minta tolong kepala balai nanti biar kerja sama dengan Dinas Pertanian setempat dan Babinsa untuk mengecek bagaimana cara supaya sawah-sawah di sana bisa terairi, mungkin tidak dari sini, saya juga tidak tahu. Tapi kalaupun dari sini harus ada pompa,” katanya didampingi Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti dan Pj Bupati Banyumas Iwanuddin Iskandar.
Ia mengaku berusaha mencari solusi yang berkelanjutan, tidak kemudian satu kali tanam, dua kali tanam, kemudian ditinggalkan.
Menurut dia, hal itu disebabkan jika upaya mengairi sawah di balik bukit tersebut dilakukan dengan menggunakan pompa, berarti akan ada kebutuhan bahan bakar jenis solar.
“Kalau kemudian solar itu kita lepas ke petani, ‘kan ada additional cost (biaya tambahan) bagi petani yang mungkin akan berat bagi mereka. Jadi, harapan saya, apapun solusi yang kita hadirkan untuk para petani tidak kemudian menjadi beban bagi mereka,” katanya.
Ia mengatakan hal itu juga merupakan perintah Presiden Prabowo Subianto, bagaimana para menterinya bisa lebih menyejahterakan petani, sehingga harga gabah dinaikkan dan ketersediaan pupuk dipercepat.
Lebih lanjut, dia meminta Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas serta Bintara Pembina Desa (Babinsa) untuk mencari solusi terkait dengan cara mengairi area persawahan di balik bukit tersebut.
“Kebetulan kita sudah MoU (Memorandum of Understanding/nota kesepahaman) bertiga untuk mencari solusi bagaimana yang di balik bukit itu kita bisa airi. Apakah harus dari sini, atau bisa cari cara yang lain, cara-cara yang tidak akan menjadi beban baru bagi petani,” kata Menteri PU dikutip Antara.
Kegiatan kunjungan Menteri PU Dody Hanggodo tersebut turut dihadiri Bupati Banyumas terpilih Sadewo Tri Lastiono yang juga Wakil Bupati Banyumas periode 2018-2023.(P/bwl)