24.2 C
Jakarta
Wednesday, January 29, 2025
spot_img

    Diskusi transisi kepemimpinan Gubernur Jakarta pasca-Ahok Anies menghadapi masalah kelas menengah Jakarta

    Terkait

    PRIORITAS, 3/11/24 (Jakarta): Di tengah pertarungan Cagub-Cawagub Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono dan Pramono Anung-Rano Karno untuk berebut klaim elektabilitas tertinggi di Jakarta, ada nasib kelas menengah yang masih minim terbahas dalam perdebatan maupun kampanye seluruh pasangan calon Cagub-Cawagub Jakarta.

    Di lain sisi, dua mantan Gubernur Jakarta pada masanya, Anies dan Ahok sempat mendapatkan peringkat elektabilitas tertinggi pertama dan kedua sebelum verifikasi dan pengumuman pasangan calon (Paslon) oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Daerah Khusus Jakarta.

    Demikian rangkuman dari Diskusi Kelas Tengah di Jakarta, Jumat (1/11/24) akhir pekan lalu sebagaimana dilaporkan reporter Beritaprioritas.com, Hosana MJ.

    Diketahui, komunitas Di Kelas Tengah merupakan inisiatif orang muda kelas menengah Jakarta yang peduli pada isu kelas menengah dan Pilkada Jakarta. Jadi, Kelas Tengah merupakan komunitas yang fokus pada upaya saling belajar dan memberdayakan kelas menengah pada isu kebijakan publik dan politik. Komunitas ini mengawal Pilkada Jakarta 2024 agar dapat menghasilkan pemimpin berkualitas yang berpihak pada kelas menengah.

    Elektabilitas Anies dan Ahok

    Selanjutnyak, diskusi menyimpulkan, kendati meraih elektabilitas yang tinggi sebelum kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dimulai, Anies dan Ahok sayangnya belum mendapatkan kesempatan untuk melaju kembali dalam kontestasi Pilkada 2024.

    Padahal tingkat kepuasan warga Jakarta terhadap kinerja Ahok dan Anies juga masih sangat tinggi.

    Kedua mantan gubernur Jakarta tersebut berhasil menangani masalah-masalah di Jakarta khususnya yang dihadapi oleh kelas menengah.

    Meski demikian, dibutuhkan keseriusan dari seluruh paslon Cagub-Cawagub Jakarta hari ini untuk mau melanjutkan dan meningkatkan hasil capaian seluruh Gubernur-Wakil Gubernur Jakarta sebelum-sebelumnya.

    Didominasi usia produktif

    Diketahui, kelas menengah di Jakarta didominasi oleh usia produktif, seperti Gen X, Millennial, dan Gen Z yang mencakup 46 persen penduduk (DPPAPP DKI, 2024).

    Sementara itu, BPS menunjukkan, 1,77 juta penduduk Jakarta belum memiliki hunian milik pribadi, mereka mengandalkan rumah sewa/kontrak karena harga rumah yang mahal.

    Oleh sebab itu, masyarakat banyak bermukim di pinggiran kota karena harga yang lebih terjangkau. Konsekuensinya, biaya dan waktu untuk mobilisasi masyarakat pun meningkat (Tempo Bisnis, 2023).

    Dialog terbuka untuk kelasa menengah

    Berangkat dari masalah tersebut, forum ‘Diskusi di Kelas Tengah’ ingin menghadirkan dialog terbuka yang membahas mengenai proyeksi kebijakan bagi kelas menengah Jakarta ke depan.

    Salah satu warga di kelas tengah, Manik Marganamahendra, dengan tegas menyatakan, “Bagi siapapun Cagub-Cawagub Jakarta sudah sepantasnya memberikan perhatian khusus bagi kelas menengah bisa berupa insentif kebijakan atau program yang memberikan mereka kemudahan hidup di Jakarta: akses transportasi publik, perumahan, pendidikan dan pelayanan kesehatan berkualitas hingga upah layak.”

    Disebutnya lagi, kelas menengah tidak boleh hanya dianggap sebagai objek politik di dalam Pilkada saja, tapi kolaborator bagi pemerintah untuk sama-sama membangun kesejahteraan Jakarta yang lebih baik.

    Eksibisi visi-misi Cagub-Cawagub

    Dilaporkan pula, kegiatan diskusi Di Kelas Tengah dimulai dengan eksibisi visi-misi seluruh Cagub-Cawagub Jakarta 2024, dimana juga Anies Baswedan yang sempat mengunggah dokumen visi misinya.

    Komunitas Di Kelas Tengah meyakini, Anies Baswedan masih punya peran sentral dalam kemenangan Cagub-Cawagub yang bertanding di Pilkada hari ini. Pemilih Anies Baswedan pada Pilkada Jakarta 2016 bahkan Pilpres 2024 dapat membandingkan visi-misi siapa yang paling dekat dengan gagasan Anies Baswedan serta timnya yang telah mengunggah visi-misi Jakarta dalam situs www.untukmujakartatercinta.com.

    Setidaknya para pemilih Anies bisa terus terlibat dan mengawal Pilkada di Jakarta hingga periode menjabat gubernur baru Jakarta setelah Anies. “Kami membuat pembanding visi-misi ini sebagai wadah edukasi politik yang kami rasa seharusnya juga bisa disediakan oleh KPU. Kegiatan-kegiatan yang tidak monoton harusnya bisa jadi strategi KPU Jakarta untuk masuk ke pemilih pemula dan Gen Z maupun millennials Jakarta.” tambah Andi Muhammad Risquillah, salah satu warga Di Kelas Tengah.

    Selain itu Basma Wiraisy juga menyebutkan, instalasi seni visi-misi merupakan inisiatif edukasi politik yang diharapkan juga bisa dilakukan oleh masing-masing Paslon.

    Selain eksibisi, komunitas Di Kelas Tengah juga mengundang pembacaan tarot gratis dalam kegiatan mereka sebagai bagian dari hiburan. “Kami sediakan tarot gratis sebagai bentuk sarkastik kami bahwa masih lebih murah dan mudah mencari tarot daripada bantuan layanan kesehatan mental di Jakarta. Seharusnya para paslon hari ini juga mulai serius menyelesaikan masalah kesehatan mental bukan hanya pada tahap penanggulangan tapi terintegrasi dengan kebijakan publik lainnya.” Muhammad Nurcholis Mahendra menambahkan.

    Kegiatan ini dihadiri oleh hampir 200 orang yang beragam latar belakang dan sikap politik pada Pilkada 2024 ini. Termasuk di antaranya pendukung Anies Baswedan pada Pilkada Jakarta sebelumnya dan Pilpres 2024.

    Di akhir kegiatan pasca-dialog antara Manik Marganamahendra, tuan rumah Di Kelas Tengah dengan Michael Victor Sianipar, Stafsus Gubernur BTP/Ahok; Usamah Abdul Azis, Stafsus Gubernur Anies Baswedan; Rana Anies Baswedan, pegiat kepemudaan Jakarta; hingga Pangeran Siahaan pegiat isu kepemudaan Jakarta; semuanya sepakat mengumumkan hasil simulasi pencoblosan yang telah dilakukan oleh peserta.

    “Kami telah mengumpulkan delapan isu kelas menengah Jakarta dan melakukan simulasi pencoblosan dengan memasukan Anies Baswedan dalam kolom lalu hasilnya adalah sebanyak 33,9 persen memilih Anies, 9,94 persen memilih Ridwan Kamil-Suswono (RIDO), 3,5 persen memilih Dharma-Kun, 51,88 persen memilih Pram-Rano dan 0,78 persen suara tidak sah.”

    Bukan hasil survei elektabilitas

    Hasil diumumkan oleh Andi Muhammad Risquillah.

    Meskipun begitu, menurut tim Di Kelas Tengah hasil ini bukanlah hasil survei elektabilitas atau pemilihan yang dapat mempengaruhi hasil pemungutan suara tanggal 27 November 2024 nanti.

    Tapi bagi komunitas Di Kelas Tengah, setidaknya ini dapat menyalurkan kegelisahan warga Jakarta dan juga melihat, masih ada pemilih setia dari Anies Baswedan pada Pilkada Jakarta 2024 ini.

    Acara tersebut juga memiliki call to action petisi kembalikan branding city +Jakarta sebagai wadah bagi para peserta yang memiliki keresahan tentang pentingnya Jakarta memiliki wajah yang dapat merepresentasikan kehidupan kotanya. (P-Hosana/jr) — foto ilustrasi istimewa

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini