26.3 C
Jakarta
Saturday, September 7, 2024

    Diskusi CIDS: Prof Masengi: Jika masyarakat dapat manfaatkan bonus demografi, kesejahteraan akan terpenuhi

    Terkait


    PRIORITAS, 22/7/24 (Jakarta): 
    Center for Indonesia Development Studies (CIDS) menggelar forum diskusi dengan tema “Demographic-Bonus Driven Economy” di
    di Jakarta, Sabtu (20/7/24).

    Selain Prof Ir KW.Alex Masengi, MSc, PhD, diskusi tersebut juga menampilkan pembicara Prof Dr Joseph Renwarin, dan Erwin Aksa. Sebagai moderator adalah Donald Pokatong, PhD, Pdt Dr Jerry Tawaluyan dan Dr Merdy Rumintjap.

    Hadir juga Direktur CIDS Johny Polii, dan para cendekiawan dan peneliti asal Kawanua, seperti Dr Roy Massie (BRIN), Max Wilar, Boseke, Jeffrey Rawis, dan sejumlah tokoh penting, pengusaha, dan cendekiawan kawanua lainnya.

    Prof  Masengi saat menjadi salah satu Keynote Speaker membawakan judul materi mengenai “Bonus Demografi Sebagai Pendorong Perekonomian melalui Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan”.

    Bonus demografi menurut Masengi adalah proporsi penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih besar dibandingkan dengan penduduk non produktif (anak-anak dan lansia).

    “Ini merupakan fenomena penting dalam perkembangan suatu
    negara yang terjadi ketika jumlah penduduk usia produktif dalam rentang usia 15-64 tahun, melebihi jumlah
    penduduk usia non-produktif di atas 64 tahun dan di bawah 15 tahun,” tambahnya.

    Lanjutnya, Indonesia saat ini berada pada fase bonus demografi, yang
    diperkirakan berlangsung hingga 2030-an. “Ini merupakan peluang emas untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
    kesejahteraan masyarakat jika dimanfaatkan dengan baik,” ujar Masengi.

    Saat ini, Ia menjelaskan, Indonesia memiliki potensi sumber daya perikanan dan kelautan yang sangat besar, dengan nilai ekonomi yang diperkirakan
    mencapai US$ 1,2 triliun per tahun.

    Karena itu menurut Guru Besar Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Sam Ratulangi ini, peluang pemanfaatan bonus demografi dalam mengoptimalkan potensi perikanan dan kelautan Indonesia dapat dilakukan melalui berbagai teknik dan strategi.

    Teknik dan strategi itu antara lain kata Masengi, melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan sumber daya manusia (SDM). Meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan di
    bidang perikanan dan kelautan, termasuk teknologi perikanan, manajemen sumber daya, dan teknik budidaya. Pelatihan keterampilan meliputi memberikan pelatihan teknis kepada nelayan dan pekerja di sektor perikanan untuk meningkatkan produktivitas dan
    efisiensi.

    Selain itu, katanya, penggunaan teknologi dan inovasi juga akan mempengaruhi untuk mengoptimalkan potensi perikanan dan kelautan. Penggunaan teknologi seperti mengadopsi teknologi modern dalam proses penangkapan ikan, budidaya, dan pengolahan hasil perikanan untuk meningkatkan hasil tangkapan dan kualitas produk. Sedangkan untuk inovasi produk adalah bagaimana mengembangkan produk baru dari hasil laut, seperti produk olahan ikan, untuk meningkatkan nilai tambah dan diversifikasi produk.

    “Pembangunan infrastruktur fasilitas pelabuhan seperti membangun dan memperbaiki infrastruktur
    pelabuhan dan tempat pelelangan ikan juga mendukung aktivitas
    penangkapan dan distribusi,” jelasnya.

    Masengi  menjelaskan beberapa sektor utama dan perkiraan
    kontribusinya terhadap potensi perikanan dan kelautan, antara lain, potensi perikanan tangkap di Indonesia sangat besar mengingat wilayah lautnya yang luas.
    Sedangkan kontribusi perikanan tangkap terhadap potensi ekonomi kelautan bisa mencapai 20-30% dari total potensi.

    Selain itu, prosentasi potensi budidaya perikanan laut Indonesia mencapai 5-10 % dari total potensi yang dapat di hasilkan. Juga wisata bahari seperti diving, snorkeling, dan pariwisata pantai memiliki daya tarik besar, potensi ekonomi dari sektor ini diperkirakan mencapai 15-20%. Ada juga eksplorasi dan eksploitasi mineral dan bahan tambang di dasar laut, untuk sektor ini memiliki potensi kontribusi sekitar 5-10%.

    Sedangkan pemanfaatan sumber daya laut untuk produk bioteknologi, seperti farmasi dan kosmetik, potensi ekonomi dari sektor ini diperkirakan mencapai 5%. Energi terbarukan dari laut, seperti energi gelombang, salinitas air
    aut, arus laut, dan energi angin lepas pantai kontribusi sektor ini diperkirakan sekitar 10-15%.

    Sebagai kesimpulan Prof Masengi mengatakan, jika masyarakat memanfaatkan periode bonus demografi
    dengan menggunakan berbagai sistem dan teknologi dengan strategi yang terarah dan berkualitas dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan, maka kesejahteraan masyarakat akan terpenuhi. (P-/MDK/wr)—- foto ilustrasi istimewa

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    Terkini