33.4 C
Jakarta
Wednesday, July 9, 2025

    Diplomat muda Kemlu tewas, lakban dan CCTV picu dugaan baru

    Terkait

    PRIORITAS, 8/7/25 (Jakarta): Kematian diplomat aktif Kementerian Luar Negeri (Kemlu), ADP (39), di sebuah kamar kos Menteng menyisakan kejanggalan. Polisi mendapati kondisi kepala korban terbalut lakban, namun tidak ada jejak orang lain yang masuk ke area kamar. CCTV di lokasi juga tidak merekam adanya tamu luar dalam rentang waktu kematian.

    Tim forensik menemukan sidik jari korban sendiri pada lakban yang melilit wajahnya. Temuan ini menimbulkan tanda tanya besar. Polisi belum menyimpulkan penyebab pasti, tetapi dugaan sementara mengarah pada tindakan mandiri dengan cara tidak biasa.

    Petugas menyebut proses bunuh diri menggunakan lakban hampir tidak umum ditemukan di kasus kematian personal. Terlebih, tidak ada catatan psikologis, surat wasiat, atau keluhan emosional yang terdeteksi sebelumnya.

    “Kalau dari olah TKP awal masih kelihatan sidik jari si korban itu,” ungkap Kapolsek Menteng Kompol Rezha Rahandhi, Selasa (8/7/2025).

    Kos tempat tinggal korban menggunakan sistem keamanan konvensional tanpa pemantauan pusat atau perekam eksternal. CCTV hanya merekam sebagian lorong dan bergantung pada kartu memori yang harus diperiksa manual.

    “Sudah ada dua sih yang kita sudah periksa. Cuman masih belum, masih biasa lah gambarannya,” bebernya, seperti dikutip Beritaprioritas dari Detikcom, Rabu (9/7/25).

    Periksa tiga saksi

    Pihak kepolisian memastikan ADP tinggal seorang diri dan tidak menerima tamu sebelum ditemukan tewas. Keterangan tiga saksi—penjaga kos, pemilik kos, dan saudara korban—menguatkan hal ini. Mereka menyebut ADP tampak tenang dan tidak memiliki konflik personal.

    Sebelum ditemukan meninggal pukul 08.30 WIB oleh penjaga kos, korban terekam kamera saat mengambil makanan dan membuang sampah sekitar pukul 22.30 WIB. Satu jam sebelumnya, ia masih berkomunikasi dengan istri lewat telepon.

    “Komunikasi terakhir itu jam 9 malam, 21.00 WIB, ke istrinya ya. Istrinya pun mengiyakan telepon istrinya. (Komunikasi) normal,” jelas Rezha.

    Petugas belum menemukan motif jelas dari kematian tersebut. Selain karena metode yang tidak lazim, proses pelilitan lakban pada wajah dalam keadaan sadar hampir mustahil dilakukan secara sempurna tanpa gangguan.

    Tim digital forensik kini menelusuri isi telepon seluler korban, termasuk pesan singkat, riwayat panggilan, dan aplikasi tertutup. Selain itu, penyidik juga menyisir lingkungan kerja korban untuk mencari tekanan psikologis atau pola intimidasi, baik internal maupun eksternal. (P-Khalied Malvino)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini