31.7 C
Jakarta
Wednesday, January 15, 2025
spot_img

    Dilarang ‘nongkrong’ tanpa membeli: Itu aturan baru Starbucks

    Terkait

    PRIORITAS, 15/1/25 (Jakarta): Kedai kopi asal Amerika Serikat, Starbucks, mengeluarkan kebijakan baru yang mewajibkan pengunjung membeli sesuatu jika ingin duduk di gerai atau menggunakan fasilitas toilet.

    Sebagaimana dilansir AP News, kebijakan ini diumumkan pada Senin (13/1/25), dan dikutip Beritaprioritas.com, Rabu (15/1/25), menggantikan aturan terbuka sebelumnya yang memperbolehkan siapa saja masuk ke gerai tanpa pembelian.

     

    Disebutkan, kebijakan baru ini juga mencakup kode etik yang akan dipasang di seluruh gerai Starbucks di Amerika Utara. Kode etik tersebut melarang diskriminasi, pelecehan, konsumsi alkohol dari luar, merokok, vaping, penggunaan Narkoba, serta meminta-minta.

    Berikan prioritas kepada pelanggan

    Sebagaimana dijelaskan Juru Bicara Starbucks, Jaci Anderson, aturan ini bertujuan untuk memberikan prioritas kepada pelanggan yang melakukan pembelian. Anderson juga menyebut, aturan serupa sudah diterapkan di banyak peritel lainnya.

    “Kami ingin semua orang merasa diterima dan nyaman di gerai kami. Dengan menetapkan ekspektasi yang jelas, kami dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi semua pihak,” ujar Anderson.

    Dikatakannya, kode etik tersebut memperingatkan, pelanggar akan diminta meninggalkan gerai, dan pihak gerai dapat memanggil aparat hukum jika diperlukan. Starbucks juga memastikan, karyawan akan mendapatkan pelatihan untuk menerapkan kebijakan baru ini.

    Selanjutnya, kebijakan baru ini mencabut aturan yang diberlakukan pada 2018, setelah insiden penangkapan dua pria kulit hitam di Starbucks Philadelphia. Insiden tersebut memicu kecaman luas, karena kedua pria itu hanya menggunakan ruang tanpa melakukan pembelian, sesuai kebijakan lokal saat itu.

    Diketahui, Howard Schultz, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Starbucks, mengatakan, ia tidak ingin ada yang merasa direndahkan karena ditolak akses. Namun, sejak aturan itu diberlakukan, muncul banyak laporan terkait perilaku tidak tertib bahkan berbahaya di gerai Starbucks.

    Sementara itu, pada 2022, Starbucks menutup 16 gerai di AS, termasuk enam di Los Angeles dan enam di Seattle, akibat masalah keamanan seperti penggunaan Narkoba serta gangguan lain yang membahayakan staf. Kebijakan baru ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan lebih aman bagi karyawan dan pelanggan.

    Disebutkan, kebijakan tersebut juga menjadi bagian dari langkah CEO baru Starbucks, Brian Niccol, untuk membangkitkan kembali penjualan perusahaan. Niccol ingin mengembalikan suasana ramah dan nyaman khas kedai kopi komunitas yang selama ini menjadi ciri Starbucks. (P-jr)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini