Menkeu Sri Mulyani Indrawati. (Dok/Kemenkeu.go.id)
PRIORITAS, 24/4/25 (Jakarta): Sikap optimistik dinyatakan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK, Kamis (24/5/25). Sebab, di tengah ketidakpastian perekonomian global yang tinggi, ia optimistis ekonomi Indonesia (RI) masih dapat tumbuh lima persen pada 2025
Ya, optimisme itu muncul karena tingginya tingkat konsumsi masyarakat Indonesia dan berbagai kebijakan yang diambil pemerintah.
Padahal, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi RI tahun ini sebesar 0,4 persen dari 5,1 persen menjadi 4,7 persen akibat dampak dari kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS).
Lebih rendah terhadap negara lain
Sri Mulyani lalu mengungkapkan, besaran koreksi dari IMF itu lebih rendah dibandingkan koreksi terhadap negara-negara lain yang intensitas perdagangan internasionalnya lebih besar dari Indonesia.
Secara lebih detil dia menjelaskan, Thailand besaran koreksinya mencapai 1,1 persen, Vietnam 0,9 persen, Filipina 0,6 persen, dan Meksiko 1,7 persen.
“Pertumbuhan ekonomi RI pada 2025 diperkirakan tetap akan mencapai sekitar lima persen,” katanya.
Kuartal I 2025 masih positif
Selanjutnya Menkeu menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal I 2025 masih cukup positif di tengah gempuran dinamika global. Hal ini karena perekonomian Indonesia ditopang oleh masih kuatnya konsumsi rumah tangga yang didukung oleh belanja pemerintah berbentuk tunjangan hari raya (THR), bantuan sosial, dan insentif.
Di samping itu, keberlanjutan dari proyek-proyek strategis nasional di berbagai wilayah dan meningkatnya konstruksi properti swasta diperkirakan dapat meningkatkan kinerja investasi.
Dikatakan, investasi swasta di Indonesia juga masih baik, didukung oleh keyakinan produsen dimana terlihat pada aktivitas manufaktur Indonesia yang masih pada zona ekspansif. Lalu, investasi khususnya nonbangunan, menurutnya, tetap menopang pertumbuhan ekonomi yang tercermin dari meningkatnya impor barang modal, terutama impor alat-alat berat.
Kemudian, kinerja ekspor diperkirakan juga tetap baik didukung oleh ekspor nonmigas yang meningkat pada Maret 2025 terutama komoditas crude palm oil (CPO), besi dan baja, serta mesin dan peralatan elektrik.
Bukan cuma itu, pemerintah juga aktif menjajaki potensi perluasan ekspor produk-produk unggulan di pasar ASEAN+3, BRICS, dan di Eropa di tengah kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh Amerika Serikat.
Terus tumbuh secara berkesinambungan
Terkait kondisi perekonomian domestik tersebut, dia optimistis ekonomi Indonesia akan berpeluang untuk terus tumbuh secara berkesinambungan.
“Indonesia diperkirakan dapat mengendalikan dampak negatif ketidakpastian global dan tetap menjaga stabilitas sistem keuangan serta memelihara momentum pertumbuhan ekonomi,” demikian Menkeu Sri Mulyani mengenai pertumbuhan ekonomi RI. (P-*r/Selvijn R)