31.7 C
Jakarta
Thursday, November 21, 2024

    Di hadapan Paus, Qur’an dan Injil dibacakan di Masjid Istiqlal

    Terkait

    PRIORITAS, 5/9/24 (Jakarta): Ketika Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik se-Dunia Paus Fransiskus tiba di Masjid Istiqlal untuk melangsungkan dialog antar-umat beragama, ada momen menarik.

    Dilaporkan, usai memasuki terowongan silaturahmi, ia duduk di kursi paling depan.

    Kemudian, saat acara akan dimulai, moderator lalu mempersilakan pembukaan acara dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, sesudah itu pembacaan Injil di hadapan Paus Fransiskus serta sederet tokoh agama Islam lain. Pembacaan ayat suci Al-Qur’an kemudian tampak dilantunkan oleh seorang anak perempuan disabilitas. Dengan suara nyaring dan merdu, salah satu surat yang dibacakannya ialah Surat Al-Hujurat ayat 13.
    Diketahui, surat dan ayat itu secara khusus membahas tentang persaudaraan bagi sesama manusia yang meskipun dilahirkan secara berbeda, tetapi diciptakan untuk saling mengenal untuk kemudian menjadi saudara.
    Ketika dilantunkan, tampak Paus Fransiskus terdiam dan mendengarkan dengan saksama ayat Alquran yang dibacakan. Begitu juga dengan para zromo yang ada di lokasi tersebut.
    Sesudah selesai, moderator kemudian giliran mempersilakan pembacaan Injil Lukas yang dibacakan Romo Mikail Endro Susanto di hadapan hadirin.
    Isi Injil Lukas itu mengenai pentingnya terkait belas kasih antar sesama. Seperti sebelumnya, semua hadirin menyimak dalam hening.
    Dalam kunjungan Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal ini, sejumlah tokoh mulai dari Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Kominfo Budi Arie, hingga mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla hadir.
    Di samping itu, tampak juga agamawan seperti Quraish Shihab, Habib Jafar, hingga Yenny Wahid pun bersama Imam Besar Istiqlal Nazaruddin Umar turut menyambut kedatangan Paus Fransiskus.
    Tokoh Lintas Agama gaungkan Deklarasi Istiqlal
    Usai momen tersebut, berbagai tokoh lintas agama menggaungkan deklarasi Istiqlal. Deklarasi tersebut disampaikan saat kunjungan pemimpin gereja Katolik Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (5/9/24).

    Disebutkan, Deklarasi Istiqlal atau The Istiqlal Declaration dibacakan oleh perwakilan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Monsinyur Tri Harsono dan perwakilan Masjid Istiqlal, Ismail Cawidu.

    Sejumlah tokoh lintas agama terlibat dalam deklarasi tersebut, antara lain Gus Yahya Staquf (Islam/Nadhatul Ulama), Abdul Mu’ti (Islam/Muhammadiyah), Reverendus Jacky Manuputty (Kristen), Wisnu Bawa Tenaya (Hindu), Philip Wijaya (Budha/Permabudhi), Bhante Dhammasubho (Buddha/Walubi), dan Budi Tanuwibowo (Khonghucu).

    “Deklarasi bersama Istiqlal 2024 meneguhkan kerukunan umat beragama untuk kemanusiaan,” ucap Monsinyur Tri Harsono.

    Terdapat dua hal utama yang disoroti oleh para tokoh lintas agama dalam deklarasi itu. Yaitu dehumanisasi dan perubahan iklim. Mereka menilai kedua hal tersebut sebagai krisis serius yang dihadapi umat manusia dalam beberapa dekade terakhir.

    Dikatakan, fenomena dehumanisasi dilihat dengan meluasnya kekerasan dan konflik yang sering kali membawa jumlah korban yang mengkhawatirkan. Bahkan, menyebabkan penderitaan bagi banyak orang, terutama perempuan, anak-anak, dan lanjut usia.

    Kemudian kedua, eksploitasi manusia terhadap lingkungan yang telah berkontribusi atas perubahan iklim yang menimbulkan berbagai konsekuensi destruktif, seperti bencana alam, pemanasan global, dan pola cuaca yang tidak dapat diprediksi.

    Selanjutnya, Ismail Cawidu menyampaikan nilai-nilai yang dianut oleh tradisi setiap agama harus dimajukan secara efektif untuk mengalahkan budaya kekerasan dan ketidakpedulian yang melanda dunia.

    “Sejatinya nilai-nilai agama harus diarahkan untuk meningkatkan budaya hormat, martabat, bela rasa, rekonsiliasi, dan solidaritas persaudaraan untuk mengatasi dehumanisasi dan perusakan lingkungan,” ucapnya.

    Dengan deklarasi ini, diharapkan pemimpin agama dapat menjalin kerja sama lebih kuat untuk menangangi krisis dunia. Ruang dialog pun terus didorong untuk mengatasi konflik lokal, regional, dan internasional.

    Di samping itu, para tokoh agama tersebut juga mengimbau kepada semua pihak termasuk pemangku kepentingan untuk memgambil tindakan tegas mengatasi konflik serta menjaga lingkungan hidup dan sumber dayanya. (P-JAP/BSC/jr) — foto ilustrasi istimewa

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -

    Terkini