PRIORITAS, 17/11/24 (Jakarta): Sejumlah dampak negatif dapat terjadi bagi anak di bawah umur, biasanya perempuan, yang pacaran dengan laki-laki dewasa. Menurut psikolog, hubungan orang dewasa dan anak di bawah umur, dinilai tidak ideal. Itu karena anak di bawah umur, belum memiliki kemampuan berpikir yang matang sehingga rentan menjadi korban kekerasan dalam pacaran.
Pembahasan soal hubungan pacaran antara anak di bawah umur dan orang dewasa, belakangan merebak. Hal itu dipicu dengan kabar tentang seorang selebritas laki-laki dewasa bernama Aliando, kedapatan pacaran dengan gadis 15 tahun yang masih dalam kategori anak di bawah umur.
Dilansir dari Kompas.com yang mewawancarai Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga, Farraas Afiefah Muhdiar, diungkapkan ada sejumlah dampak negatif yang bisa timbul dari hubungan semacam ini.
- Relasi kuasa yang tidak seimbang
Farraas menjelaskan bahwa hubungan antara orang dewasa dan anak di bawah umur cenderung menciptakan ketimpangan kekuasaan atau power gap. “Karena usia itu kan juga mencerminkan power sebenarnya. Kalau perbedaan usia yang terlalu besar, pasti ada power gap yang besar juga,” ujar Farraas, Jumat (15/11/2024).
Dalam hubungan ini, orang dewasa seringkali memiliki kendali yang lebih besar, baik dari segi finansial maupun emosional. Karena tingkat kematangan emosional mereka lebih tinggi, orang dewasa lebih mungkin “mengarahkan” atau memengaruhi anak.
“Kalau seusia kan mungkin kalau saranya enggak make sense atau masuk akal, masih bisa di-counter,” tambah Farraas.
- Rentan terjadi manipulasi dan kekerasan
Ketimpangan kekuasaan juga membuka peluang bagi pihak dewasa untuk melakukan manipulasi dan bahkan kekerasan. Anak di bawah umur seringkali diarahkan untuk menuruti keinginan pasangannya tanpa memahami sepenuhnya risiko di balik tindakan tersebut.
“Kalau masih anak-anak kan belum bisa sepenuhnya membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Jadi itu sih risiko terbesarnya,” jelas Farraas.
- Tekanan dan pengaruh negatif
Anak di bawah umur yang terlibat dalam hubungan dengan orang dewasa sangat rentan mengalami tekanan, terutama berkaitan dengan seksualitas. Pihak dewasa bisa memanipulasi anak, membuatnya merasa tidak enak untuk menolak permintaan yang sebenarnya mungkin dapat merugikan.
“Mereka kalau aku tidak melakukan ini, artinya tidak sayang sama pasangan. Nanti dia tinggalin aku,” ujar Farraas.
Situasi ini semakin rentan terjadi jika terdapat perbedaan kekuasaan yang besar. Remaja yang belum matang secara emosional dan masih mudah terpengaruh cenderung kesulitan mengontrol diri mereka. (P-ht)