Sambaran petir sering terjadi di India dan telah menewaskan ratusan orang dalam 24 jam terakhir. (the independent)PRIORITAS, 11/4/25 (New Delhi): Setidaknya 100 orang tewas dalam 24 jam terakhir ini di tiga negara bagian India utara, akibat sambaran petir yang hebat. Curah hujan mendadak dalam gelombang cuaca panas di India pada sepekan terakhir ini, telah menyebabkan badai petir yang berbahaya.
“Jumlah korban tewas terbanyak dilaporkan dari negara bagian Bihar, di mana 82 orang meninggal. Sebelumnya, 20 kematian dilaporkan hanya di satu distrik. Di Uttar Pradesh, negara bagian utara lainnya, 18 orang meninggal karena tersambar petir”, jelas pejabat Otoritas Bencana Nasional India, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent, hari Jumat (11/4/25).
Banyak orang tersambar petir ketika sedang bekerja di lahan pertanian. Seorang petani meninggal di negara bagian Uttarakhand di Himalaya. Di negara tetangga Nepal, sambaran petir dan hujan lebat juga menewaskan sedikitnya delapan orang.
Sebagian besar korban terjebak selama badai, meskipun sebelumnya telah ada peringatan yang dikeluarkan oleh Departemen Meteorologi India (IMD).
Setidaknya belasan negara bagian berada dalam status peringatan kuning untuk badai petir. Namun, penyebaran informasi dan tantangan tanggap darurat tetap menjadi perhatian di India, khususnya di daerah pedesaan.
Di distrik Barabanki, Uttar Pradesh, polisi mengatakan beberapa orang sedang bekerja di ladang pertanian saat badai hujan tiba-tiba menerjang. Laporan media lokal mengatakan ada korban luka dan kerusakan properti di beberapa daerah.
Pihak berwenang menghimbau warga untuk tetap tinggal di dalam rumah dan mengikuti anjuran, karena badai lain diperkirakan akan terjadi minggu ini. Kepala menteri UP dan Bihar telah mengumumkan kompensasi sebesar 4 lakh rupee untuk para korban.
Bencana mematikan
Menurut Biro Catatan Kejahatan Nasional, petir telah menjadi bencana alam paling mematikan di India, yang menyebabkan hampir 36 persen kematian terkait cuaca. Antara tahun 1967 dan 2020, lebih dari 101.000 orang telah meninggal karena sambaran petir. Frekuensi kejadian ini dan jumlah korban tewas telah meningkat dalam dekade terakhir, akibat krisis iklim yang membuat curah hujan semakin tidak menentu.
Peningkatan sambaran petir ini juga didorong penggundulan hutan. Sebuah studi terkini oleh Kementerian Ilmu Bumi India menemukan aktivitas petir di negara tersebut, meningkat lebih dari 30 persen antara tahun 2020 dan 2022.
Udara yang lebih hangat menahan lebih banyak uap air dan meningkatkan energi yang tersedia untuk badai petir. “Dengan pemanasan permukaan daratan yang lebih intens, kita melihat konveksi yang lebih kuat dan penumpukan awan, yang dapat menyebabkan lebih banyak petir,” kata wakil presiden meteorologi di Skymet Weather, Mahesh Palawat.
India telah meluncurkan kampanye kesadaran seperti inisiatif Lightning Resilient India dan aplikasi seluler seperti Damini, yang memberikan peringatan petir secara langsung. Namun, akses ke alat-alat ini masih terbatas di daerah-daerah terpencil di mana sambaran petir lebih sering terjadi.(P-Jeffry W).
No Comments