26.7 C
Jakarta
Tuesday, June 17, 2025

    Dalam dua minggu, penyakit cacar monyet bisa sembuh dengan sendirinya

    Terkait

    PRIORITAS, 14/9/24 (Depok): Melalui penanganan medis yang tepat, penyakit monkeypox (cacar monyet) dapat sembuh dengan sendirinya dalam 2-4 minggu.

    “Dengan pengobatan yang tepat, pasien bisa sembuh dalam waktu dua sampai empat minggu,” kata Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), dr Syahrizal Syarif MPH PhD, di Depok, Jawa Barat, Sabtu (14/9/24).

    Selanjutnya Syarif menyebut, monkeypox (Mpox) yang menyebar di Indonesia berasal dari strain Clade 2. Clade 2 lebih sulit menular dan memiliki angka kematian yang rendah, yaitu di bawah 1 persen. Sedangkan Clade 1 yang lebih umum menyebar di Afrika memiliki tingkat kematian 5-10 persen.

    Dikutip Antara, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), strain Clade 2 yang ada di Indonesia memiliki risiko penularan lebih rendah dibandingkan dengan Clade 1.

    Tetap menjadi ancaman bagi kelompok berisiko tinggi

    Kendati begitu, meskipun bukan penyakit endemik di Indonesia, katanya, Mpox tetap menjadi ancaman bagi kelompok berisiko tinggi.

    “Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan Mpox sebagai Public Health Emergency of International Concern. Mpox berpotensi menyebar terbatas di Indonesia, terutama di kalangan kelompok berisiko tinggi. Oleh karena itu, kewaspadaan dan pencegahan harus tetap dilakukan,” kata Syahrizal Syarif.

    Disebutkan juga, Mpox memiliki dua tahap gejala utama. Tahap awal ditandai dengan demam, sakit kepala, batuk, pilek, serta pembesaran kelenjar getah bening di leher dan ketiak.

    Back side of a man who having varicella blister or chickenpox ,isolated on white

    Dikatakannya, gejala tersebut kemudian berkembang menjadi ruam di kulit. Pada tahap lanjutan, ruam tersebut berubah menjadi benjolan berisi nanah yang kemudian pecah dan mengering menjadi koreng.

    Lokasi ruam, menurutnya, paling sering muncul di wajah, tangan, punggung, dan mulut. Namun pada gelombang wabah 2022-2023 ruam juga banyak ditemukan di area genital dan anus.

    Dapat menular kontak seksual

    Selanjutnya ia menyebutkan, mayoritas kasus (86 persen) terjadi pada laki-laki yang berhubungan dengan sesama jenis dan sekitar enam persen pada kelompok transgender serta biseksual.

    Disebutkan lagi, meskipun Mpox bukan penyakit menular seksual, penularan lebih mungkin terjadi pada kelompok yang berisiko tinggi melalui kontak fisik langsung atau hubungan seksual.

    Kendati begitu, ujarnya, risiko penularan di masyarakat umum tergolong rendah.

    “Mpox tidak menular dengan mudah pada masyarakat umum. Namun, mereka yang merasa mengalami gejala mirip Mpox harus segera memeriksakan diri karena gejalanya sering kali mirip dengan herpes atau cacar air,” ujarnya.

    Diketahui, diagnosis Mpox dilakukan melalui tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dan sebagian besar kasus hanya memerlukan isolasi mandiri selama 2-4 minggu. Pengobatan bersifat simptomatik dengan paracetamol untuk meredakan demam dan bedak untuk gatal.

    Pemberian vaksin efektif cegah Mpox

    Mengenai upaya pencegahan dan pengobatan, Syahrizal Syarif menegaskan, pemberian vaksinasi tidak direkomendasikan untuk masyarakat umum, melainkan hanya bagi kelompok berisiko tinggi.

    “Vaksin Mpox direkomendasikan untuk mereka yang pernah kontak erat dengan penderita Mpox. Vaksin ini terbukti efektif hingga 86 persen dalam mencegah penularan, dan diberikan dalam dua dosis dengan jarak 28 hari,” katanya.

    Kendati pun wabah Mpox diperkirakan tidak akan menjadi pandemi global seperti COVID-19, edukasi kepada kelompok berisiko tinggi tetap penting.

    “Deteksi dini, kemudahan akses tes PCR, isolasi yang tepat, dan pengobatan yang efektif adalah prioritas utama dalam mengendalikan penyebaran Mpox,” kata Syahrizal Syarif. (P-jr) — foto ilustrasi istimewa

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini