PRIORITAS 18/2/25 (JAKARTA) : Pemerintah China lagi-lagi melontarkan protes keras kepada Amerika Serikat (AS) terkait masalah Taiwan, Protes kali ini gara-gara Departemen Luar Negeri AS dalam situs resminya menghapus pernyataan Washington tidak mendukung kemerdekaan Taiwan.
China menilai dengan dihapusnya frasa tersebut di situs online Deplu AS, mengartikan Amerika Serikat setuju Taiwan merdeka, padahal Beijing mengklaim wilayah itu bagian dari wilayah kedaulatannya.
Dalam jumpa pers rutin, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun mengatakan Departemen Luar Negeri AS sangat mengalami kemunduran, karena mengabaikan hukum internasional dan melanggar perjanjian tetap dengan Beijing.
“Ini adalah contoh lain dari AS yang berpegang teguh pada kebijakannya yang salah dengan menggunakan Taiwan untuk membendung China. Kami meminta AS untuk segera memperbaiki kesalahannya,” kata Guo seperti dikutip beritaPrioritas.com dari CNBCIndonesia, Selasa (18/2/2025).
Ia juga menuntut agar Washington berhenti meningkatkan hubungan substantifnya dengan Taiwan. AS diminta jangan membantu pulau itu untuk memperluas apa yang disebut ‘ruang internasional’. “Kami meminta AS berhenti mendukung kemerdekaan Taiwan dan menghindari kerusakan lebih lanjut yang parah pada hubungan China-AS serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan,” tambahnya.
China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya dan menyatakan berhak menggunakan kekuatan untuk membawa daerah tersebut di bawah kendalinya. China juga menegaskan yurisdiksi atas keseluruhan Selat Taiwan, jalur air selebar 180 km yang memisahkan daratan China dari Taiwan.
Militer China secara rutin menggelar latihan militer, termasuk simulasi blokade pelabuhan dan penyerangan terhadap target-target di sekitar Taiwan.
China juga melakukan protes terhadap pernyataan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio saat bertemu dengan mitranya dari Jepang dan Korea Selatan di Munich. Dalam pernyataan bersama, ketiganya menekankan pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. “Kami menentang setiap upaya untuk memaksakan atau memaksa perubahan status quo secara sepihak,” katanya.
Ahli dari Park Strategies, Sean King, mengatakan langkah AS untuk menghapus frasa ‘kami tidak mendukung kemerdekaan Taiwan’ ini, dimaknai China sebagai kerangka kerjasama antara Taiwan dan Washington. Hingga saat ini, Beijing memperhatikan hubungan Taiwan dan AS masih terjalin baik. (P-jeffry w)