PRIORITAS, 18/6/24 (Beijing): Baku balas menyoal produk ekspor masing-masing kini terjadi antara China dan Eropa.
Dilaporkan, industri daging babi di Eropa kini tengah menghadapi goncangan. Sebab, China dikabarkan akan membatas impor daging babi dari Uni Eropa. Hal ini makin meningkatkan ketegangan konflik perdagangan ekonomi di antara keduanya.
Sebagaimana dilaporkan media China yang didukung pemerintah, Jumat (14/6/24) lalu, perusahaan China telah meminta penyelidikan antidumping atas impor daging babi dari Uni Eropa.
Hal ini meningkatkan ketegangan setelah blok itu memberlakukan bea antisubsidi pada kendaraan listrik buatan China.
Berdasarkan data bea cukai China, negara tersebut mengimpor daging babi senilai US$6 miliar, termasuk jeroan pada tahun 2023 dan lebih dari setengahnya berasal dari UE.
Kerugian bagi Eropa
Jika China mengurangi impor daging babi dari UE, hal tersebut akan mengakibatkan kerugian besar bagi industri daging Eropa. Gangguan tersebut akan terasa di seluruh rantai pasokan daging babi di Eropa. Sebab, mengakibatkan harga lebih rendah dan margin keuntungan pada stok yang tidak diinginkan sesuai produksi para petani di wilayah tersebut.
Sebelumnya, industri daging babi Jerman telah mengalami larangan impor oleh China sejak 2020 setelah penyakit demam babi ditemukan di Jerman.
Pengolah daging terbesarnya, Toennies, memperkirakan harga daging babi akan turun jika eksportir seperti Spanyol mencari pasar baru untuk penjualan China yang hilang sehingga mengakibatkan kehilangan pendapatan.
Spanyol merupakan negara pengekspor daging babi terbesar ke China pada 2023. Kemudian disusul Brasil dan Amerika Serikat.
China konsumen tertinggi
Sebagai informasi, China merupakan produsen daging babi terbesar di dunia. Berdasarkan laporan Foreign Agricultural Service, negara tersebut menghasilkan daging babi sebanyak 36 juta ton.
Selain itu, China juga memiliki angka konsumsi daging babi tertinggi dengan 41,52 juta metrik ton pada tahun lalu.
Selain China, di posisi kedua Uni Eropa yang menghasilkan daging babi mencapai 23,2 juta metik ton. Sesudahnya ada Brazil dan Rusia dengan produksi daging babi masing-masing sebanyak 4,1 juta metrik ton dan 3,6 juta metrik ton.
Negara penghasil daging babi terbesar selanjutnya ada Vietnam, yakni 2,46 juta metrik ton. Kemudian, produksi daging babi di Kanada mencapai 2,1 juta metrik ton.
Dengan banyaknya babi yang menjadi korban di China, negara lain bisa mengambil keuntungan untuk meningkatkan ekspor mereka. Terlebih, pasar ekspor babi dunia diperkirakan menyentuh 10,5 juta ton pada tahun ini. (P-CNBCi/jr) — foto ilustrasi istimewa