PRIORITAS, 16/6/25 (Bogota): Senator Miguel Uribe Turbay (39) masih menjalani operasi otak darurat akibat perdarahan hebat usai tertembak dalam kampanye terbuka di Bogotá, Kolombia. Tim dokter menemukan pendarahan intraserebral akut berdasarkan hasil pemindaian otak dan gejala klinis yang memburuk.
“Pasien Miguel Uribe Turbay kami pindahkan ke ruang operasi untuk prosedur neurologis darurat,” beber tim medis dari Rumah Sakit Fundación Santa Fe.
Uribe mengalami tiga luka tembak—dua di kepala, satu di lutut—saat berpidato di hadapan warga di kawasan Fontibón pada 7 Juni 2025. Rekaman video menayangkan penembakan terjadi dari jarak dekat saat Uribe berdiri di atas panggung.
Melansir Reuters, Senin (16/6/25), polisi setempat meringkus tiga orang, termasuk remaja berusia 15 tahun diduga sebagai pelaku. Remaja tersebut membawa pistol Glock 9 mm yang dibeli secara legal di luar negeri dan mengaku dibayar untuk melukai Uribe. Pelaku kini dirawat di rumah sakit dalam pengawasan polisi.
Presiden Kolombia Gustavo Petro menyatakan, tim pengawal Uribe dikurangi dari tujuh menjadi tiga orang pada hari penembakan. Pengurangan ini terjadi tanpa persetujuan pihak Uribe. Selama masa kampanye, Uribe mengajukan lebih dari 20 permintaan peningkatan keamanan, namun pemerintah tak merespons secara serius.
Keluarga Uribe melaporkan Kepala Badan Perlindungan Nasional (UNP) ke kejaksaan atas dugaan kelalaian. Mereka menilai negara gagal melindungi tokoh publik dari ancaman serius yang telah diketahui sebelumnya.
Hadiah bagi informan
Pemerintah menetapkan hadiah sebesar 3 miliar peso, atau sekitar Rp11,8 miliar, bagi siapa pun yang memberikan informasi akurat terkait penembakan tersebut. Otoritas juga membentuk satuan investigasi khusus untuk menyelidiki motif dan jaringan di balik aksi tersebut.
Uribe merupakan cucu mantan Presiden Julio César Turbay dan anak dari jurnalis Diana Turbay yang tewas dalam penyanderaan pada 1991. Ia pernah menjadi anggota dewan kota Bogotá dan kini menjabat senator dari partai oposisi. Uribe juga masuk radar kuat kandidat presiden pada Pilpres 2026.
Insiden ini memicu kekhawatiran luas akan kembalinya era kekerasan politik di Kolombia. Ribuan warga turun ke jalan dalam aksi damai bertajuk “Marcha del Silencio” di lebih dari 20 kota. Mereka mengenakan pakaian putih dan membawa spanduk bertuliskan “No Más Miedo” sebagai bentuk penolakan terhadap kekerasan politik.
Di hari-hari berikutnya, beberapa ledakan bom mengguncang kota Cali dan wilayah barat daya Kolombia. Tujuh orang tewas, puluhan lainnya terluka. Pemerintah menilai kejadian tersebut sebagai upaya destabilisasi yang terkoordinasi, mengingat meningkatnya suhu politik menjelang pemilu nasional.
Saat ini, Uribe masih dirawat di ruang perawatan intensif. Kondisinya stabil namun kritis. Tim medis menyebut pasien belum melewati fase bahaya, namun respons tubuhnya menunjukkan perbaikan bertahap.
Pihak Istana menegaskan komitmen untuk menjamin keamanan seluruh kandidat dan tokoh publik. Pemerintah juga mengumumkan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengamanan politikus dan aktivis, khususnya yang menjadi sasaran ancaman. (P-Khalied Malvino)