28.6 C
Jakarta
Sunday, December 22, 2024

    Capai Rp666 T, Argentina jadi negara dengan utang terbanyak ke IMF

    Terkait

    PRIORITAS, 12/6/24 (Jakarta): Hingga saat ini banyak negara masih terjerat utang dari Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund.

    Dan diketahui, Argentina menjadi negara yang masih memiliki utang International Monetary Fund (IMF) paling besar di dunia.

    Sebenarnya, IMF memberikan dukungan kepada negara-negara pencari pinjaman untuk mengatasi krisis ekonomi, menstabilkan mata uang, mengimplementasikan reformasi struktural, dan meringankan kesulitan neraca pembayaran.

    Sebagaimana diketahui, lembaga internasional tersebut muncul karena banyak negara mengalami kehancuran ekonomi akibat depresi besar dan Perang Dunia II. IMF telah mengalami berbagai keberhasilan dan kegagalan dalam memenuhi misi utamanya untuk mengawasi sistem moneter, menjamin stabilitas nilai tukar dan menghapuskan pembatasan yang menghambat atau memperlambat perdagangan.

    Menjadi tempat bergantung

    Faktanya, bagi banyak negara, IMF telah menjadi organisasi yang menjadi tempat bergantung selama masa-masa kesulitan ekonomi. Ketika sebuah negara meminta pinjaman, IMF akan memberikan negara tersebut uang yang dibutuhkan untuk membangun kembali atau menstabilkan mata uangnya, membangun kembali pertumbuhan ekonomi, dan terus membeli impor.

    Adapun Argentina memiliki utang dari IMF mencapai SDR30,99 miliar atau setara dengan US$41,11 miliar. Jika dirupiahkan, utang Argentina mencapai Rp666,43 triliun (asumsi kurs Rp16.300/US$). Sebagian besar uang tersebut digunakan untuk menstabilkan inflasi dan krisis mata uang.

    Negara di Amerika Latin tersebut sejatinya sudah sempat gagal untuk melakukan negosiasi pembayaran utang luar negerinya pada Mei 2020.

    Namun kali ini, IMF akhirnya mengizinkan Argentina untuk menunda peninjauan terakhir atas pinjamannya sebesar US$44 miliar selama dua bulan, sehingga memberikan pemerintah lebih banyak waktu untuk menerapkan reformasi dan kemungkinan menegosiasikan program baru.

    Ini menjadi pertama kalinya tanggal peninjauan terakhir pinjaman yang disetujui pada tahun 2022 berubah dalam kasus Argentina.

    Pejabat pemerintah dan lembaga pendanaan telah sepakat, peninjauan terakhir terhadap paket yang ada saat ini, yang awalnya ditetapkan pada September 2024, akan ditunda hingga November 2024.

    IMF dan negara-negara harus mengikuti jadwal peninjauan kemajuan yang, setelah ditandatangani oleh dewan eksekutif IMF, akan memicu pencairan sejumlah pembiayaan.

    Pemerintah dan staf IMF baru-baru ini menyepakati tinjauan ketujuh terhadap program tersebut, yang tertunda di tengah pergantian pemerintahan Argentina ketika Presiden Javier Milei mulai menjabat pada 10 Desember 2023.

    Sebelumnya pada Mei 2020 silam, Argentina nyaris gagal melakukan negosiasi pembayaran utang luar negerinya yang jatuh tempo 8 Mei 2020. Namun, Menteri Ekonomi Argentina saat itu yakni Martin Guzman mengatakan, akan terus melanjutkan negosiasi dengan tiga kelompok utama pemegang obligasi negara tersebut untuk menemukan solusinya.

    Guzman menjelaskan, uang pembayaran utang tersebut sebagian besar telah digunakan untuk memerangi virus corona atau Covid-19. Oleh karenanya, walaupun pemerintah Argentina ingin membayar utang tersebut, namun mereka tidak memiliki anggaran.

    Bahkan, sorang pejabat senior negara tersebut yang tidak disebutkan namanya mengatakan, Buenos Aires telah menghadapi 10 hari masa sulit. Meski demikian tetap optimis bisa mencapai kesepakatan dalam utang tersebut.

    Selain Argentina, ini negara-negara lain yang memiliki utang besar dari IMF

    Berdasarkan laporan IMF tahun ini, ada hampir 100 negara anggota telah mengajukan pinjaman dengan total utang mencapai US$110 miliar. Dari keseluruhan negara-negara yang berhutang, terdapat 10 negara yang menyumbang sekitar 69 persen dari total utang tersebut.

    Berikut 10 negara dengan utang terbanyak kepada IMF, berdasarkan data dari IMF per 11 Juni 2024.

     
    Argentina 30,987,500,000 40,885,217,375 666,429,043,212,500
    Mesir 10,854,130,844 14,321,048,777 233,433,095,063,177
    Ukraina 8,817,259,174 11,633,579,927 189,627,352,806,308
    Pakistan 6,546,500,003 8,637,517,569 140,791,536,374,019
    Ekuador 6,521,062,502 8,603,955,076 140,244,467,734,950
    Angola 3,004,816,669 3,964,585,161 64,622,738,128,298
    Kolombia 2,812,500,000 3,710,840,625 60,486,702,187,500
    Kenya 2,566,263,300 3,385,953,461 55,191,041,408,644
    Ghana 2,042,641,000 2,695,080,962 43,929,819,677,503
    Ivory Coast 1,935,008,788 2,553,069,945 41,615,040,103,094

     

    Sebagai informasi, IMF menggunakan SDR atau Special Drawing Rights yang merupakan instrumen keuangan yang dapat digunakan untuk transaksi keuangan negara-negara anggotanya.

    Nilai SDR sendiri sendiri merupakan gabungan dari lima mata uang, yakni dolar Amerika Serikat (AS), euro, yuan China, yen Jepang, dan poundsterling Inggris, dengan bobot yang berbeda-beda. Dolar AS, seperti biasa, menjadi yang paling besar bobotnya, disusul euro dan yuan.

    Untuk 1 SDR, kursnya jika diubah ke dolar AS yakni 1,31941 per 11 Juni 2024 kemarin. (P-CNBCi/jr) — foto ilustrasi istimewa

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini