PRIORITAS, 1/8/24 (Jakarta): Memasuki tiga bulan berturut, kita mengalami deflasi, bukan inflasi.
Seperyi dpublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS), pada Juli 2024 terjadi deflasi lagi sebesar 0,18 persen secara bulanan dengan penurunan indeks harga konsumen (IHK) dari 106,28 pada Juni 2024 menjadi 106,09 pada Juli 2024.
Dalam catatan BPS, kelompok makanan, minuman, dan tembakau menyumbang deflasi terbesar pada Juli 2024 dengan deflasi sebesar 0,97 persen serta memberikan andil deflasi 0,28 persen.
Cabe rawit dan beras inflasi
Selanjutnya, terdapat komoditas yang memberikan andil inflasi, antara lain cabai rawit dan beras dengan andil inflasi masing-masing 0,04 persen. Emas perhiasan, kopi bubuk, kentang, sigaret kretek mesin, dan sigaret kretek tangan dengan andil inflasi masing-masing 0,01 persen.
Adapun secara wilayah, sebanyak 32 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami deflasi. Sedangkan enam lainnya mengalami inflasi. Deflasi terdalam sebesar 1,07 persen terjadi di Sumatera Barat. Sebaliknya, inflasi tertinggi terjadi di Papua Barat Daya dengan inflasi sebesar 0,25 persen. (P-BSC/jr) — foto ilustrasi istimewa