PRIORITAS, 29/4/25 (Jakarta): Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) mengonfirmasi, mereka akan secara resmi mengambil alih pengelolaan kawasan olahraga Gelora Bung Karno (GBK), yang sebelumnya berada di bawah kendali Kementerian Sekretariat Negara.
CEO Danantara, Rosan Roeslani, menekankan, aset kawasan GBK memiliki potensi yang signifikan, namun pengelolaannya sejauh ini dianggap masih kurang maksimal.
“Aset di GBK itu yang kita lihat selama ini mungkin optimalisasinya, kreatifitasnya, dan return-nya, mungkin masih sangat-sangat kecil dan terbatas,” kata Rosan, Selasa (29/4/25).
Rosan menyatakan harapannya, pengalihan pengelolaan kawasan GBK ke Danantara akan mendorong peningkatan nilai aset dan memberikan imbal hasil investasi yang lebih tinggi. Ia juga menambahkan, pengelolaan ini juga akan mempertimbangkan pengembangan ekonomi dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Kalau GBK sudah di Danantara, masyarakat bisa lebih merasakan manfaatnya. Ini menjadi pekerjaan besar bagi kami,” ujar Rosan.
Danantara sebanyak 844 usaha BUMN
Sebelumnya, Rosan juga menyampaikan, BPI Danantara secara resmi telah mengambil alih pengelolaan sebanyak 844 entitas usaha BUMN, mencakup perusahaan induk hingga lini usaha turunannya. Pengalihan aset tersebut mulai berlaku efektif pada 21 Maret 2025.
“Kalau ditotal, ada 844 perusahaan yang kini resmi berada di bawah Danantara,” tutur Rosan dalam acara Town Hall Danantara di Jakarta Convention Center, Senin (28/4/25).
Pemerintah optimistis, kehadiran Danantara akan mengantarkan Indonesia menjadi salah satu negara dengan pengelolaan aset negara terbesar di tingkat global. Selain berperan dalam mendorong investasi di sektor-sektor penting, Danantara juga diharapkan dapat mentransformasi BUMN agar mampu bersaing di level internasional.
Sebagai langkah strategis, Danantara dirancang untuk mengoptimalkan pemanfaatan kekayaan negara demi kesejahteraan rakyat dan memperkuat kemandirian ekonomi nasional. (P-*r/Zamir A)
