34.2 C
Jakarta
Thursday, November 21, 2024

    “BPA” pada air minum dalam kemasan mampu dimetabolisme tubuh manusia

    Terkait

    PRIORITAS, 20/11/24 (Jakarta): Sampai saat ini, belum ada bukti terkait kandungan BPA (Bisphenol-A), termasuk pada air minum dalam kemasan, yang mengganggu kesehatan. Itu karena tubuh manusia memiliki kemampuan untuk memetabolisme berbagai zat kimia termasuk BPA. BPA yang secara tidak sengaja masuk ke dalam tubuh, akan dibuang.

    Hal itu ditegaskan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Ahli Endokrin-Metabolik, Dr. dr. Laurentius Aswin Pramono Sp.PD-KEMD, dalam sebuah wawancara dengan medcom.id baru-baru ini di Jakarta.

    Diterangkan, BPA adalah bahan baku pembuatan jenis plastik polikarbonat dan epoksi. Karena manfaatnya, BPA tidak hanya dipakai pada kemasan air minum, namun juga banyak ditemukan pada barang-barang di sekitar kita.

    BPA sering dituding sebagai salah satu penyebab risiko permasalahan kesehatan. BPA dianggap dapat menyebabkan infertilitas, gangguan hormon, memicu kolesterol serta menyebabkan kanker. Namun, beberapa ahli di bidang kesehatan, didukung penelitian ilmiah, memiliki pandangan yang berbeda.

    “Hati atau liver bisa memecah rantai BPA, kemudian BPA akan dibuang melalui saluran pencernaan lewat BAB. Ada sebagian yang masuk ke ginjal, dan akan dibuang melalui urine,” jelas Dr. Aswin.

    Di Indonesia, pemerintah, dalam hal ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), telah menetapkan regulasi ambang batas aman migrasi BPA, yaitu maksimal 0,6 bpj (600 mikrogram/kg). Ketika sebuah produk telah beredar di pasaran, artinya produk tersebut telah mendapatkan izin dan mematuhi regulasi pemerintah yang berlaku, sehingga aman untuk dikonsumsi masyarakat.

    Sekalipun benar terjadi luruhan BPA pada air minum dalam kemasan galon polikarbonat, dapat dipastikan angkanya akan sangat kecil dan jauh di bawah ambang batas yang telah ditetapkan oleh BPOM. “Butuh 10.000 liter air dalam sekali minum untuk bisa mendapatkan kadar BPA yang melebihi ambang batas aman. Itu kan hal yang mustahil,” ujar Dr. Aswin.

    Ia menambahkan, air minum yang dikemas dalam galon polikarbonat adalah produk yang sudah dikonsumsi lintas zaman selama bertahun-tahun. Tidak ada bukti kuat selama ini yang menunjukkan adanya risiko bagi kesehatan masyarakat.

    Disampaikan, masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan sesuatu karena terpengaruh isu-isu kurang jelas, sementara faktor risiko kesehatan yang jelas-jelas sudah terbukti seperti kebiasaan merokok, kurang berolahraga, pola makan yang buruk, dan mengkonsumsi alkohol justru diabaikan. (P-hdt)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -

    Terkini