PRIORITAS, 1/6/25 (Batam): Badan Pengusahaan (BP) Batam menegaskan komitmennya untuk menjaga iklim investasi dan daya saing industri di Batam, menyusul keluhan pelaku usaha terkait lonjakan harga gas alam cair (LNG) yang kini menembus USD16 per MMBTU.
Hal ini disampaikan langsung oleh Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam, Fary Djemy Francis, dalam pernyataan resminya pada Sabtu (31/5).
Menurutnya, kenaikan harga LNG berdampak signifikan terhadap struktur biaya produksi industri, terutama sektor padat karya dan ekspor.
“Persoalan ini sangat serius. Kami akan segera bertindak dengan solusi yang terukur dan inklusif,” tegas Fary.
Langkah strategis yang akan diambil BP Batam antara lain, koordinasi dengan asosiasi industri seperti KADIN, Apindo, dan HKI untuk menyusun rekomendasi kebijakan, diskusi dengan Kementerian ESDM dan Kementerian Perindustrian guna mendorong penetapan harga gas khusus untuk Batam.
Selain itu, tambahnya, BP Btam akan memfasilitasi negosiasi antara pelaku industri dengan PGN dan PLN agar tercipta skema subsidi atau relaksasi harga, mendorongan percepatan pembangunan terminal mini regasifikasi LNG dan jaringan pipa gas dari Natuna ke Batam, dan pengembangan Batam sebagai kawasan industri hijau berbasis energi terbarukan dalam jangka panjang.
Fary menambahkan, Batam memiliki posisi strategis dalam peta ekonomi nasional dan global. Sebagai pusat manufaktur dan ekspor, serta gerbang perdagangan di Selat Malaka, Batam perlu dijaga stabilitas dan daya saingnya.
“Kami tidak ingin persoalan energi ini mengganggu keberlangsungan industri. Batam harus tetap menjadi simpul industri nasional,” tutupnya. (P-Jeff K)