25.1 C
Jakarta
Monday, April 14, 2025

    BP Batam akan tersandung dalam SEZ bila sistem tidak dibenahi

    Terkait

    PRIORITAS, 17/1/25 (Batam): Special Economic Zone (SEZ) Singapura-Johor menempatkan BP Batam dalam sorotan. Peluang besar yang kerap didengungkan, justru terancam menjadi angan-angan jika sistem dan kebijakan di Batam tidak segera dibenahi.

    Kota Batam kini menghadapi tantangan berat, terutama setelah kemunculan SEZ Singapura-Johor yang telah matang dalam infrastruktur dan kebijakan investasi.

    Bagi BP Batam, yang dinakhodai Muhammad Rudi dengan dukungan Kepala Biro Humas Ariastuty Sirait, ini disebut sebagai peluang emas. Namun, realitas di lapangan menunjukkan hal sebaliknya: warga Batam justru menghadapi dampak kebijakan yang kurang berpihak, seperti penggusuran yang terjadi di Tembesi Tower, mengusir keluarga dari rumah mereka tanpa solusi konkrit.

    Dalam rilis BP Batam pada 16 Januari 2025, mereka mengklaim bahwa persaingan ini dapat membawa Batam ke level yang lebih tinggi.

    Sayangnya, masalah-masalah mendasar seperti banjir, pengelolaan air bersih, hingga infrastruktur yang buruk, justru menunjukkan sebaliknya. Kota yang digadang sebagai “kota strategis” ini terlihat belum siap untuk bersaing, bahkan untuk memenuhi kebutuhan dasar warganya sendiri.

    Janji Kosong dan Kenyataan Pahit
    Pernyataan tentang “peningkatan ekonomi masyarakat” oleh BP Batam kerap terdengar seperti retorika belaka.

    Penggusuran yang dilakukan tanpa solusi konkret, minimnya perbaikan infrastruktur, serta fokus pada promosi investasi yang belum membuahkan hasil nyata, membuat masyarakat Batam semakin kehilangan harapan.

    Sementara Singapura dan Johor terus memperkuat posisi mereka dengan kebijakan pro-investor dan fasilitas modern, Batam justru tertinggal dengan masalah klasik yang tak kunjung selesai.

    Posisi geografis strategis Batam tidak akan cukup jika pemerintah setempat gagal menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi.

    Jika BP Batam tidak segera membenahi sistem dan fokus pada kebutuhan mendasar masyarakat, kota ini hanya akan menjadi bayangan potensinya sendiri. Dengan kondisi ekonomi yang makin sulit, apakah Batam benar-benar mampu bangkit di bawah kepemimpinan Muhammad Rudi dan Ariastuty Sirait?

    Batam memerlukan tindakan nyata, bukan sekadar narasi besar tentang “branding internasional” yang hampa makna. Masalah mendasar seperti banjir, jalan rusak, air bersih, dan penggusuran harus menjadi prioritas. Jika tidak, Batam hanya akan menjadi kota strategis di atas kertas, tanpa mampu berdiri di atas kakinya sendiri.

    Waktunya BP Batam membuktikan komitmennya, atau risiko kehilangan peluang besar ini akan menjadi kenyataan. (P-jeff k)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini