34.3 C
Jakarta
Saturday, July 26, 2025

    Benarkah kopi dan singkong tak boleh disatukan?

    Terkait

    PRIORITAS, 25/7/25 (Bogor): Kebiasaan mengonsumsi singkong rebus bersama kopi menjadi bagian dari pola makan harian sebagian masyarakat Indonesia. Namun, penelitian menunjukkan, praktik tersebut dapat berdampak negatif pada penyerapan zat besi dan kenyamanan saluran pencernaan.

    Dosen Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB University, Reisi Nurdiani mengungkapkan, risiko tersebut muncul akibat interaksi senyawa dalam dua bahan makanan itu.

    Singkong tinggi serat dan mengandung senyawa antigizi linamarin. Sementara, kopi mengandung kafein dan polifenol yang diketahui dapat mengganggu penyerapan nutrien, khususnya zat besi non-heme.

    “Singkong rebus adalah sumber karbohidrat kompleks yang memberi energi bertahap serta mengandung serat dan beberapa mineral. Sementara, kopi memiliki kandungan kafein yang memiliki efek stimulan ringan dan bisa membantu meningkatkan kewaspadaan,” jelasnya.

    Dokumen komposisi pangan mencatat, 100 gram singkong rebus mengandung 153 kkal, 36,4 gram karbohidrat, dan 1,3 gram serat. Di sisi lain, kopi hitam tanpa gula tidak mengandung kalori signifikan, tetapi tinggi polifenol seperti asam klorogenat.

    Tak terbukti langsung

    Kombinasi dua jenis makanan ini, lanjut Reisi, memang tidak terbukti menimbulkan reaksi toksik secara langsung. Namun, efek sampingnya terhadap penyerapan zat besi dan sistem cerna telah dikonfirmasi oleh ahli gizi IPB.

    “Kandungan polifenol dan kafein dalam kopi dapat menghambat penyerapan zat besi non-heme jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan yang mengandung zat besi,” ujarnya.

    Setelah itu, Reisi menekankan pentingnya pengolahan singkong yang benar. Tanpa proses perebusan optimal, kandungan linamarin dalam singkong bisa berubah menjadi sianida yang membahayakan tubuh.

    “Jika dimasak dan diolah dengan benar, senyawa antigizi tersebut dapat hilang dan singkong menjadi aman untuk dikonsumsi,” tambahnya.

    Dia juga menemukan, konsumsi serat tinggi dalam singkong ditambah efek stimulan kopi bisa mengganggu kenyamanan lambung. Kombinasi ini berisiko menimbulkan perut penuh atau kembung, terutama pada individu dengan gangguan pencernaan.

    “Jadi, bagi orang sehat, kombinasi ini aman jika dikonsumsi sesekali dalam jumlah sedang,” imbuh Reisi.

    Dia menyarankan agar kombinasi tersebut tidak dikonsumsi oleh individu yang memiliki gangguan lambung seperti GERD atau yang sedang mengandalkan sumber zat besi nabati.

    Kafein pengaruhi gula darah

    Kandungan kafein dalam kopi juga memengaruhi kerja hormon tubuh. Ia mendorong pelepasan epinefrin, yang menurunkan sensitivitas insulin secara sementara.

    “Jika dikonsumsi dalam jumlah wajar, misalnya 12 cangkir kopi per hari tanpa gula berlebih, efeknya pada metabolisme cenderung tidak signifikan,” ucapnya.

    Reisi menyarankan waktu minum kopi yang tepat agar tidak mengganggu penyerapan zat gizi. Kopi sebaiknya tidak dikonsumsi saat perut kosong atau berdekatan dengan makanan kaya zat besi.

    “Akan lebih baik jika kopi diminum 3060 menit setelah makan untuk meminimalkan gangguan penyerapan zat gizi,” katanya.

    Ia juga merekomendasikan konsumsi protein bersamaan dengan singkong untuk menciptakan keseimbangan gizi. Ia menegaskan, tambahan gula berlebih dalam kopi justru memperburuk dampak terhadap metabolisme tubuh.

    “Hindari juga menambahkan gula berlebihan dalam kopi saat dikonsumsi bersama makanan tinggi karbohidrat seperti singkong,” ujarnya.

    Untuk individu dengan sensitivitas terhadap kafein, ia memberikan batasan waktu konsumsi.

    “Hindari minum kopi setelah pukul 14.0015.00 bagi yang sensitif terhadap kafein. Untuk yang memiliki masalah lambung, minum kopi setelah makan juga lebih dianjurkan daripada saat perut kosong,” tandasnya. (P-Khalied Malvino)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    spot_img

    Terkini