Jakarta, 18/4/20 (SOLUSSInews.com) – Pandemi Covid-19 yang mengglobal, telah memukul perekonomian banyak negara, termasuk Infonesia.
Namun, International Monetary Fund (IMF) dan World Bank memperkirakan, Indonesia masih bisa tumbuh positif di tengah pandemi virus corona atau Covid-19. Indonesia menjadi satu dari tiga negara yang mampu bertahan dari wabah virus asal Tiongkok tersebut.
“Proyeksi untuk Asia, termasuk Indonesia dari dua institusi, yaitu World Bank dan IMF, hanya tiga negara yang masih diperkirakan bertahan di atas 0 persen atau positif teritori, yaitu Indonesia, Tiongkok dan India,” kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, seperti ditulis Selasa (7/4/20) lalu.
Sri Mulyani mengatakan, Indonesia diperkirakan hanya akan tumbuh sebesar 2,3 persen di kuartal II dan III pada tahun ini, sementara pertumbuhan akan membaik di kuartal IV-2020.
“Untuk Indonesia, saat ini, skenario kita sudah turun di 2,3 persen. Ini adalah dampak dari Covid-19 yang paling severe atau paling parah terjadi di kuartal kedua tahun ini dan mungkin akan continue di kuartal tiga dan mungkin agak mulai membaik di kuartal keempat,” jelasnya.
Mengkombinasikan kebijakan penanganan dan stimulus
Dampak dari pandemik Covid-19 membuat berbagai negara mengkombinasikan kebijakan penanganan dan stimulus ekonomi yang besar.
Ini disebabkan eskalasi penyebarannya juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi global dan Indonesia.
Bendahara Negara ini menyebut langkah yang dilakukan semua negara biasanya terdiri dari instrumen fiskal, apakah itu memberikan insentif pajak atau tax break.
Lalu memberikan tambahan belanja umumnya di bidang kesehatan dan bantuan sosial, dan juga membantu dunia usaha, termasuk menjaga sistem keuangan supaya tidak mengalami potensi krisis.
“Ini yang dilakukan oleh semua negara dalam menghadapi Covid-19 melalui penjaminan, memberikan jaminan pinjaman tetap, kredit tetap mengucur atau memberikan fasilitas refinancing atau restructuring,” urainya.
Kemungkinan terburuk
Kemenkeu bersama BI, OJK dan LPS juga sudah melakukan forward-looking assesment berdasarkan berbagai contigency atau kemungkinan. Termasuk kemungkinan lebih buruk dari kondisi baseline yang sedang ataupun sudah diperhitungkan saat ini.
Pihaknya juga akan bekerja semaksimal mungkin memastikan ketersediaan anggaran untuk mempercepat upaya penanganan krisis ini. Yakni, dengan tetap menjaga kesehatan dan kesinambungan keuangan negara melalui kebijakan fiskal dan APBN guna merespons kejadian Covid-19 dengan melakukan refocusing program, realokasi anggaran serta penyediaan stimulus untuk tujuan kesehatan, perlindungan masyarakat, dan dukungan dunia usaha. (S-L6/jr -Foto Ilustrasi Istimewa)