25.7 C
Jakarta
Friday, June 20, 2025

    Belum berada di level ‘elite dunia’, PBSI bakal kirim pemain sesuai kapasitas

    Terkait

     

    PRIORITAS, 19/6/25 (Jakarta): Mayoritas atlet bulu tangkis utama Indonesia saat ini belum berada di level elite dunia. Masih diperlukan peningkatan signifikan, baik dari sisi teknis maupun fisik.

    Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) Eng Hian sesuai evaluasi  terhadap performa atlet pelatnas bulutangkis Indonesia selama paruh pertama musim 2025. 

    “Di sektor ganda putra memang sudah di level itu, tetapi hasilnya baru lima kali menjadi finalis. Ini belum sesuai harapan kita semua,” jelasnya. Di  tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting masih menjalani pemulihan cedera sejak awal tahun. Di tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung juga terkendala masalah kesehatan.

    “Enam bulan ke depan, pengiriman atlet akan lebih disesuaikan dengan kemampuan mereka. Targetnya jelas, harus bisa meraih gelar juara,” ujar Eng Hian, Kamis (19/6/25). Menurut Eng Hian, pelatih masih terus mencari pola program latihan dan komunikasi yang paling tepat untuk para atlet utama.

    Ia menekankan pentingnya penyesuaian program pengiriman atlet ke turnamen agar sesuai dengan kapasitas dan level masing-masing atlet. Untuk atlet pelapis, PBSI tengah mendorong percepatan peningkatan level bagi nama-nama seperti Alwi Farhan, Putri Kusuma Wardani, dan pasangan Jafar Hidayatullah/Felisha Aisyah.

    Eng Hian menegaskan, evaluasi harus dilakukan secara objektif. Atlet yang telah bergabung di pelatnas lebih dari 5 tahun harus dievaluasi tak hanya dari sisi progres, tetapi juga pencapaian nyata di lapangan.

    Ubah pola pikir pemain 

    “Saya sudah sampaikan ke pelatih, mengapa tidak coba turunkan level turnamen bagi atlet yang stagnan, beri mereka target podium dahulu. Kalau tidak tercapai, harus segera dipikirkan langkah berikutnya. Ini juga jadi ujian untuk mereka,” tegasnya.

    Ia juga ingin mengubah pola pikir atlet agar tidak hanya fokus memperbaiki peringkat saat mengikuti turnamen. “Pola pikirnya harus prestasi dahulu, maka peringkat akan mengikuti. Bukan sebaliknya,” kata Eng Hian.

    Ia mengingatkan agar pelatih memiliki standar yang jelas dalam memutuskan pengiriman atlet ke turnamen, termasuk soal kesiapan fisik dan mental. Pelatih tidak boleh hanya mengikuti keinginan atlet tanpa dasar persiapan yang matang.

    “Dari evaluasi tiap turnamen, masalahnya masih itu-itu saja. Artinya belum ada perubahan program yang nyata. Ini jadi PR bagi saya dan tim pelatih untuk menyusun program latihan yang lebih tepat sasaran agar atlet bisa mencapai performa terbaik,” pungkasnya seperti dikutip Beritasatu.com. (P-wr)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini