PRIORITAS, 6/8/25 (Jakarta): Pemerintah mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,12 persen pada kuartal II 2025. Kinerja ini terdorong kenaikan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan belanja investasi permesinan.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut PMTB tumbuh 6,99 persen secara tahunan, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang hanya 2,12 persen. Tenaga Ahli Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Fithra Faisal menilai investasi memberi efek langsung terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kalau kita bicara PMTB, itu bisa kita lihat bahwa kalau misalnya memang investasinya itu memiliki dampak pengganda yang kuat, maka dia juga bisa punya efek terhadap ekonomi. Jadi lumayan signifikan,” ujar Fithra di Jakarta, Rabu (6/8/25).
Pemerintah mencatat kenaikan belanja investasi permesinan sebesar 25,3 persen secara tahunan. Fithra menyebut kenaikan ini sebagai pendorong utama PMTB.
“Belanja mesin itu investasinya naik 25,3 persen. Dan aktivitas belanja modal pemerintah juga meningkat 30,37 persen. Jadi bicara permesinan, kalau kita bandingkan dengan kuartal 2 tahun lalu, itu naik sekitar Rp50 triliun pembeliannya,” jelasnya.
Investasi alat berat juga datang dari sektor industri strategis. Perusahaan seperti PT PAL Indonesia dan PT Pindad ikut merealisasikan belanja barang modal.
“Ada beberapa industri-industri strategis seperti PAL, Pindad, itu yang juga memang beli alat-alat mesin dan segala macam, yang mana ini memang digunakan sebagai barang modal,” ungkap Fithra, seperti dikutip Beritaprioritas dari Antara.
Selain permesinan, sektor bangunan juga berkontribusi pada PMTB. Pemerintah menganggarkan tambahan belanja sebesar Rp65 triliun.
“Jadi, kalau dihitung memang tally (sesuai) sih, jadi nggak aneh karena juga dari sisi itu bisa kelihatan lah aktivitasnya (peningkatan ekonominya) dari mana,” tambah Fithra.
Ia menekankan pentingnya efektivitas anggaran. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi bergantung pada ketepatan belanja, bukan hanya besarnya angka.
“Jadi nggak mesti spending (belanja atau melakukan pengeluaran) yang sangat banyak sekali, tapi yang tepat sasaran, tepat guna itu bisa potensial menumbuhkan ekonomi,” tegas Fithra. (P-Khalied M)