PRIORITAS, 14/11/24 (Tel Aviv): Di tengah perundingan yang sedang berlangsung tentang Jalur Gaza, Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, menolak pembentukan negara Palestina dan mengatakan hal ini bukan tujuan yang “realistis”.
“Saya rasa posisi ini tidak realistis untuk saat ini dan kita harus bersikap realistis,” ujar Menteri yang baru saja diangkat itu ketika menanggapi pertanyaan mengenai pembentukan negara Palestina sebagai imbalan atas normalisasi hubungan antara Israel dan negara-negara Arab, dikutip dari AFP pada (12/11/24).
Ia mengatakan itu ketika menjawab pertanyaan wartawan mengenai pembentukan negara Palestina.
Selanjutnya, Saar menyampaikan negara Palestina akan menjadi “negara Hamas”, mengacu pada kelompok Palestina di Gaza yang telah berperang dengan Israel selama lebih dari satu tahun.
Adanya dorongan normalisasi bagian dari Perjanjian Abraham 2020 yang diawasi oleh Donald Trump yang prosesnya bisa dilanjutkan hingga Januari mendatang.
Pertemuan puncak bahas Jalur Gaza
Pernyataan Saar, disampaikan di tengah para pemimpin negara-negara Arab dan negara-negara Islam tengah berkumpul di Arab Saudi dalam menghadiri pertemuan puncak membahas perang di Jalur Gaza.
Di samping itu, Kementerian Luar Negeri Saudi menyampaikan rencana pertemuan puncak itu pada akhir Oktober lalu dalam pertemuan yang digelar di Riyadh membahas “aliansi internasional” baru untuk mendorong pembentukan negara Palestina.
Pembentukan negara Palestina
Realitanya, pernyataan dari Menlu Israel tidak selaras dari beberapa negara sekutunya. Beberapa negara sekutu Israel yang menjadi anggota Negara-negara Kelompok Tujuh (G7) telah menyatakan dukungan untuk pendirian negara Palestina dan menekankan, proses ke arah itu harus dimulai dengan dihentikannya pertempuran di Gaza.
“Dokumen G7 berbicara tentang keinginan mencapai tujuan dua bangsa, dua negara, melalui penghentian atas konflik saat ini, yang akan memfasilitasi pembebasan sandera Israel tanpa syarat dan membantu penduduk sipil Palestina yang membutuhkan bantuan kemanusiaan,” ujar Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani pada 17 Februari lalu, dilansir dari Kompas.com
Bahkan Amerika Serikat dan beberapa negara Arab pernah dilaporkan secara aktif terlibat dalam penyusunan rencana pembentukan negara Palestina. Sejumlah pejabat AS dan Arab mengatakan itu kepada The Washington Post pada Februari lalu, dimana ini menjadi urgensi penyelesaian serta perdamaian jangka panjang antara Israel – Palestina. (P-Hosana) — foto ilustrasi istimewa