34 C
Jakarta
Friday, October 18, 2024

    Banyak jajanan pasar berisiko kanker. Umumnya pakai formalin: ini daftarnya

    Terkait

    PRIORITAS, 8/7/24 (Jakarta): Ternyata, ada banyak jajanan pasar ternyata berbahaya dikonsumsi, bahkan ditemukan berisiko menyebabkan kanker.

    Sebagaimana dikemukakan Plt Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, Lucia Rizka Andalusia, pihaknya menemukan jajanan pasar dengan bahan tambahan tidak aman, salah satunya menggunakan formalin.

    “Ini paling banyak nih. Kalau beli bakso, beli soto mi, beli mi goreng, ini mi yang warnanya kuning dan dia awet bisa seminggu lebih dia nggak rusak, bulanan bahkan, karena mengandung formalin,” ujarnya saat ditemui di Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

    Pewarna Rhodamin B

    Di samping itu, ada pewarna Rhodamin B dan metanil yellow yang juga sering ditemui ada dalam beberapa jajanan pasar. Padahal bahan tersebut tidak boleh digunakan pada makanan karena berbahaya bagi kesehatan.

    Seperti dalam laman BPOM RI, zat warna metanil yellow digunakan pada industri tekstil, cat, kertas, kulit binatang, indikator reaksi netralisasi (asam basa). Bahan ini akan membuat mual, muntah, sakit perut, diare, panas, rasa tidak enak dan tekanan darah, serta dampak jangka panjangnya ialah menyebabkan kanker kandung kemih.

    Sementara itu Rhodamin B bersifat karsinogenik dan digunakan untuk kertas, tekstil (sutra, wool, kapas), sabun, kayu, plastik dan kulit, sebagai reagensia di laboratorium untuk pengujian antimoni, kobal, niobium, emas, mangan, air raksa, tantalum dan tungsten, dan digunakan untuk pewarna biologik.

    Bahan tersebut akan menumpuk di lemak dan akan terus bertambah. Ini juga diserap lebih banyak pada saluran pencernaan dan memiliki ikat protein kuat.

    Kanjer hati

    Kerusakan hati pada tikus terjadi karena mengonsumsinya. Rhodamin B juga menyebabkan gangguan fungsi hati serta kanker hati.

    Kerupuk juga ternyata mengandung boraks. “Bikin kerupuk pakai boraks ini paling banyak. Kerupuk gendar, kerupuk seperti ini mengandung boraks,” kata Rizka.

    Penggunaan bahan tersebut, dia menjelaskan karena harganya murah. Rizka mengatakan akan ada pembinaan hingga sanksi sosial bagi pedagang yang menggunakan bahan-bahan tambahan berbahaya itu.

    “Ini yang digalakkan oleh Badan POM dengan laboratorium kelilingnya Badan POM. Badan POM punya lab keliling yang melakukan uji cepat kandungan bahan tambahan makanan yang berbahaya seperti formalin ini,” katanya.

    “Nah dengan lab-lab keliling ini, kita bisa menembus sampai ke pasar-pasar yang di-close-up-close-up ya untuk mengurangi hal ini,” lanjut Lucia Rizka Andalusia lagi. (P-CNBCi/jr) — foto ilustrasi istimewa

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    Terkini